Bab 8 -Tidak punya nyali
Itu adalah pria kecil di barisan paling depan, yang sebelumnya bermasalah dengan pria kecil di sebelah nya.
Dia terlihat kecil dan sifatnya sangat lincah, dia terus tertawa seolah semua ini menyenangkan.
Kemudian, ada sekitar 7 orang yang pergi.
Setelah ketujuh orang itu pergi, ada banyak hal serupa yang terjadi di barisan lain.
Beberapa kelompok orang keluar dari barisan dan mulai berkeliling kelas.
Tidak sampai 5 menit kemudian, kelompok 7 orang tadi kembali dengan santai.
Sepertinya mereka berhasil menemukan ruangan kelas nya.
Pria kecil tersebut masih melompat-lompat sambil berjalan.
Karena dia pendek jadi itu tidak menghalangi mereka.
“Bagaimana?”
Perwakilan kelompok bertanya.
“Kami sudah menemukannya, ayo pergi!”
Pria bernama Mahesa tersebut menjawab perwakilan kelas.
Dari tengah lapangan terdengar suara pengeras dari para senior.
“Bagi yang sudah menemukan kelas nya segera masuk ke kelas masing-masing!!”
“Ambil tas kalian dan kita pergi! Balik kanan bubar jalan!”
Kata perwakilan kelas.
Wow, orang yang sangat disiplin.
Dengan itu semua orang bubar, terjadi keributan setelah itu.
Lagipula, tas milik semua orang di tumpuk di satu tempat, jadi semua orang berebut untuk mencari milik mereka.
Setelah Nuh Atmaja mengambil tas miliknya, dia langsung berlari menjauh dari kerumunan.
Pada akhirnya orang terakhir adalah pria kecil tadi, tas miliknya sudah terlempar dan terinjak-injak dan menjadi kotor, untung nya itu tidak sampai rusak.
Pria kecil itu mengambil tas nya dengan sedih, mengusap bagian yang kotor dari tas dan tidak bisa melampiaskan keluhan nya.
Mungkin karena dia kecil dan pendek, jadi dia tidak berani marah.
Belum lagi itu dilakukan oleh banyak orang, jadi dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa sedih.