Bab 9 - Hobi membaca? Serius?
Perkenalan di mulai dari siswa barisan paling ujung di dekat meja guru.
Dia berbicara dengan takut-takut.
“H-halo, senior perkenalkan namaku Jera. Saya berasal dari kabupaten Tenggalang, asal sekolah saya adalah SMP negeri Tenggalang, ho-hobi saya adalah belajar.”
“Hobi belajar haha…”
Tepat setelah pria bernama Jera itu selesai bicara, seorang tidak bisa menahan diri dan menertawakan hobi Jera.
Itu memang sedikit lucu dan unik, tapi kamu berani tertawa sekarang, luar biasa, pikir Nuh Atmaja.
“Siapa?! Siapa yang tertawa barusan?!”
Lihat senior Rita itu langsung mengaum dengan marah.
Kelas menjadi sangat hening.
“Berdiri, siapapun itu cepat berdiri! Jika tidak, seluruh kelas akan aku hukum berlari keliling lapangan sepuluh kali!”
Melihat tidak ada yang mau mengaku, senior Rita mengatakan sesuatu dengan senyum dingin.
Itu juga membuat Nuh Atmaja mengerutkan kening, dia tidak mau ikut dihukum karena kebodohan orang lain.
Dari sudut pandang Nuh Atmaja dia bisa melihat siapa saja yang tertawa tadi, jika tidak ada yang mau mengaku, Nuh Atmaja tidak akan segan-segan menunjuk orang itu.
Dia masih menunggu dan melihat sebentar.
“Oh, jadi kalian benar-benar ingin berlari keliling lapangan?! Kalau begitu tidak masalah-“
“Senior aku tahu siapa yang tertawa tadi, pria ini, dialah yang memulai terlebih dulu! Aku melihat nya dengan mataku sendiri!”
Sebelum Nuh Atmaja mulai berbicara, ada orang lain terlebih dulu yang memulai.
Melihat ada yang berani mengekspos dirinya, pria yang tertawa pertama kali itu langsung marah dan melotot ke arah orang yang berbicara.
“Oh?! kamu, berdiri! Tunjukan dirimu jika kamu berani melakukannya!! Cepat berdiri!!”
Senior Rita kembali membentak.
Pada akhirnya karena tidak bisa menahan tekanan, pria itu berdiri, tapi ketika berdiri, dia melihat ke arah pria yang telah menunjuk diri nya sebelumnya, sepertinya seolah mengingat penampilan nya dan memperingatkan dia bahwa ini belum selesai.
Jangan lihat hal itu sebagai hal sepele, di tempat Nuh Atmaja, hanya karena hal sepele terkadang seseorang akan berubah menjadi genangan darah dengan lubang di tubuh nya.
Itu sering terjadi, dan bukan sebuah bualan.
Tentu saja kali ini mungkin tidak terlalu parah karena hanya antar siswa, tapi tidak mungkin perkelahian tidak terjadi setelah pulang hari ini.
Nuh Atmaja dan semua orang melihat pria itu berdiri dengan perasaan malu di wajah nya.
Tapi setiap orang juga bisa melihat sikap keras kepalanya.
“Siapa namamu?!”
Tanya senior Rita.