DIARY SMA KU

-
Chapter #16

ARCH 1 - Bab 16

Bab 16 - Kamu sangat kuat

“Baiklah, baiklah. Sekarang karena kamu sudah menari dan kakak juga sangat puas dengan penampilan mu, kakak akan memberitahu kalian, nama kakak adalah Silvia Arumiya, artinya ceria seperti bunga matahari. Jangan tanya kenapa artinya seperti itu, itu yang di katakan oleh orang tua kakak!”

Wajah Zila terlihat jauh lebih rileks setelah senior Silvia Arumaya itu memberitahu kami namanya.

“Sekarang, kalian membawa kertas?”

Kak Silvia, tidak, kak Arumiya bertanya.

Entah kenapa Nuh Atmaja lebih suka memanggil nya dengan kak Arumiya.

“Ini kak.”

Sihiya menyerahkan kertas kosong itu kepada kak Arumaya.

Kemudian mereka berempat melihat dia menandatangani kertas itu dan menuliskan namanya.

Zila yang mengambil kertas itu dari tangan kak Arumiya berkata.

“Tulisan mu sangat bagus, kak Arumiya!”

Oh? Pria kecil ini juga memiliki pikiran yang sama dengan Nuh Atmaja.

“Tentu saja, tulisan kak Silvia terkenal sebagai tulisan paling bagus di sekolah ini, karena itu dia sangat disukai semua guru.”

Kata salah satu senior pria tersebut.

Nuh Atmaja berpikir, pasti para guru sering meminta kak Arumiya untuk menulis atau mencatat sesuatu, karena itu mereka menyukainya.

Tapi, omong-omong penampilan kak Arumiya sebenarnya cantik.

Dia tidak terlihat mengenakan lipstik tapi bibir nya terlihat kemerahan dan lembah, wajah nya juga cukup halus, yang paling menarik adalah matanya yang terlihat ramah dan kamu selalu melihat senyum di kedalaman matanya yang tidak pernah pudar.

Seolah tidak ada yang bisa mempengaruhi suasana hatinya, dia selalu ceria dan berada dalam suasana hati yang baik, itu membuat orang-orang di sekitar nya juga menjadi senang ketika dekat dengan nya.

Bahkan Nuh Atmaja terpengaruh oleh nya, sejak dia memasuki ruangan ini dia selalu berada dalam suasana hati yang baik

Benar-benar orang yang luar biasa.

Hanya itu evaluasi yang bisa di berikan oleh Nuh Atmaja.

“Nah sekarang, karena kalian sudah mengetahu nama Kak Silvia, giliran kami berdua yang akan menantang kalian!”

Kedua senior pria tersebut berdiri.

“Kakak senior, menurutmu tantangan apa yang harus kita berikan kepada mereka?”

Salah satu dari mereka yang mengenakan kacamata, bertanya kepada temannya yang memiliki penampilan lembut sambil tersenyum tidak ramah.

Lihat selengkapnya