Bab 19 - Berbaris sebelum pulang benar-benar bodoh
“Oh, kalian sudah kembali? Bagaimana hasilnya?”
Senior Rita bertanya ketika melihat kami kembali.
Dua senior lainnya dan semua orang juga menatap kami.
“Ini dia kak. Kami berhasil.”
Kata Sihiya sambil tersenyum bahagia.
“Wah, kerja bagus! Kalian berempat luar biasa! Baiklah kembali ke tempat duduk kalian, sebentar lagi akan ada guru yang datang untuk melakukan konseling dengan kalian! Sekali kakak katakan, tadi yang lainnya sudah kakak ingatkan, sekarang kalian berempat sudah kembali kakak ingatkan kembali. Jaga sikap kalian, bersikaplah sesopan dan sebaik mungkin. Jaga kata-kata kalian, dan jangan lupa untuk duduk dengan sopan!”
Kak Rita berkata kepada kami.
Seorang guru akan datang?
Entah kenapa dari pada gugup keempat orang itu malah merasa lega.
“Ada juga, tadi sudah di ajarkan! Jika kalian ingin menjawab pastikan angkat tangan kalian dan sebutkan nama kalian terlebih dahulu! Lagipula, guru tersebut tidak tahu siapa kalian. Bahkan kakak masih belum ingat nama-nama kalian disini! Jadi pastikan untuk tidak melupakan hal itu!”
Senior Lina menambahkan.
“Dan terakhir! Ingat bagaimana jika kalian di tanya ‘masih semangat?’ apa yang harus kalian jawab?”
Senior Siwan bertanya.
“Siap!!! Semangat!!!”
Seluruh kelas berteriak dengan sangat kompak dan keras.
Itu mengejutkan keempat Nuh Atmaja, Zila, Sihiya dan Mahesa.
“Kalian berempat pasti terkejut! Tapi pastikan untuk mengikuti yang lainnya nanti dan menjawab seperti itu, oke?”
Kak Rita berkata sambil tersenyum.
“Oke, kak!”
Keempat orang itu satu-satu nya yang menjawab.
“Tunggu di dalam kelas dan jangan pernah mencoba keluar!”
Setelah memperingatkan mereka.
Lalu, ketiga senior itu keluar dari kelas.
…
Tidak lama kemudian suara langkah kaki mengenakan sepatu hak terdengar di teras kelas.
Kemudian seorang guru perempuan mengenakan kacamata dan pakaian dinas abu-abu masuk dengan senyuman segar di wajah nya.