Bab 21 - Kamu pasti jatuh cinta
Kusuma berjalan di luar kelas dan mengamati sekliling, melihat tidak ada satupun senior di sekitar dia mencibir.
Kemudian dia mengintip ke arah lapangan di mana semua orang berbaris di tengah hari yang terik ini.
Dia sama sekali tidak melihat ada senior dia antar orang-orang yang berbaris di dekat barisan nya.
“Heh!”
Kusuma mendengus dengan bangga dan berjalan di depan teras barisan kelas dengan kedua tangan di saku nya, menuju lapangan.
Kemudian dia masuk ke barisan kelompok burung dengan santai.
Beberapa orang melirik ke arahnya dan memalingkan wajah.
Kusuma tidak peduli dengan pandangan mereka, dia mengobrol dengan temannya yang berbaris di depannya.
“Teja, jangan langsung pulang setelah ini! Ayo kita nongkrong di tempat parkir dulu. Nanti ku beliin rokok, lho!”
Kusuma berbisik di teling Teja dengan suasana hati yang gembira.
“Hah? Anjing, kamu lagi banyak duit? Kok tumben-tumben kamu neraktir aku?”
Teja bertanya dengan wajah menyeringai.
Dia bertanya tapi nyatanya dia sudah memutuskan akan pergi dengan Kusuma.
Lagipula, mereka sudah sering nongkrong bareng sejak SMP dengan Kusuma dan teman-temannya.
Terkadang mereka mengumpulkan uang dan membeli minuman keras bersama.
Jangan lihat mereka saat ini masih SMA, tapi pergaulan mereka sudah sangat luas.
Mereka banyak mengenal orang-orang besar yang sering membawa mereka ke tempat hiburan malam.
Mereka bahkan pernah di bawa untuk menyaksikan transaksi antar pengedar secara langsung.
“Hehe! Aku baru saja dapet rejeki nomplok lho.”
Kusuma tidak bisa menahan ketika memikirkan ini.
Melihat Kusuma tertawa begitu bahagia, Teja juga ikut tersenyum jahat.
“Bajingan! Rejeki yang kamu bilang itu bukan dari…?”
Teja mengangkat alisnya dengan sinis dan menatap mata Kusuma.
Kusuma dan Teja saling berpandangan dan kemudian mereka tertawa.
“Hahaha!!”
“Hahaha!!”
“Bajingan Kusuma, siapa lagi kali ini yang menjadi korbanmu kawan?”