Malam itu Zara dan Kania sangat senang karena bisa tidur di kamar yang bagus, diranjang yang empuk serta berselimut yang sangat lembut, berbanding terbalik dengan kamar mereka yang sangat sederhana tanpa cat apapun hanya beranjangkan dipan yang sudah tua dan tilam yang sangat tipis serta selimut yang bolong dan kasar. Berasa menjadi anak orang kaya, itulah yang dirasakan oleh Zara dan Kania, apalagi kamar warna pink idaman Kania dari dulu.
"Kamarnya bagus banget ya kak" ucap Kania dengan wajah sumringah.
"Iya bagus banget" Zara menatap seisi kamar.
Kania merebahkan badannya di kasur yang empuk sambil menatap langit-langit kamar.
"Kamarnya warna pink lagi warna kesukaan Kania, kasurnya sangat empuk beda sama punya kita, seperti ini ya kak rasanya kalau jadi orang kaya"
Zara hanya tersenyum kemudian merapikan barang mereka.
"Coba aja orang tua kita kaya ya kak pasti hidup kita enak" keluh Kania.
"Hush ... jangan gitu, rezeki sudah diatur sama gusti Allah, kita cukup berdoa dan berusaha agar kelak kita juga jadi orang kaya, agar ibu tidak susah-susah lagi cari uang, makanya kita belajar yang benar agar nanti jadi orang sukses, ayo bantu kakak" nasehat Zara kepada Kania.
"Iya kak"
Ketika lagi membereskan pakaian yang mereka bawa, bu rt mengetuk pintu mengajak mereka untuk makan malam.
"Zara ... Kania ... ayo makan malam dulu, setelah itu kalian tidur besok kalian sekolah kan"
Zara dan Kania makan malam bersama pak rt dan bu rt, tidak seperti di rumah mereka ketika makan hanya dengan menu seadanya dan duduk lesehan beralaskan tikar yang sudah bolong dan robek di bagian pinggirnya.
Melihat menu yang banyak, membuat Zara dan Kania bingung mau makan yang mana.
"Ayo jangan cuma dipandang, makan aja sepuasnya hari ini ibu masak agak banyakan khusus buat kalian" ucap bu rt ramah sambil menuangkan air untuk Zara dan Kania.
"Jangan sungkan, ambil aja apa yang kalian mau" kata pak rt.
Banyak makanan yang tersedia di meja makan, mulai dari ayam goreng, ayam kecap manis, telor balado, tempe goreng, hingga berbagai macam tumisan. Dari semua makanan yang sangat menggoda lidah, Zara mencoba menahan diri agar tidak rakus, makan seadanya itulah yang diajarkan ibunya, berbeda dengan Kania yang tidak bisa menahan diri karena semua makanan yang tersedia nampak sangat lezat di matanya.
Zara terlihat tidak enak sama pak rt dan bu rt dengan tingkah laku kania. Zara mencoba memperingati Kania dengan melototkan matanya tapi Kania berpura-pura tidak paham dengan maksud kakaknya itu, kemudian Zara menendang kaki Kania akan tetapi Kania juga seakan tidak paham dan terus melanjutkan makannya yang sudah 2 kali menambah nasi. Selesai makan Zara dan Kania membereskan piring-piring kotor yang ada di meja.
"Kalian tidur aja biar ibu yang bereskan, nanti bangunnya kesiangan" ucap bu rt yang juga membereskan sisa lauk.
"Gak papa bu, masa kami yang numpang seperti raja sudah disiapin makanan yang enak-enak masa ibu juga yang harus membereskannya" ucap Zara tau diri.
Setelah membereskan piring-piring kotor tak lupa juga Zara dan Kania mencucinya hingga semuanya bersih. Dirasa semua sudah beres, mereka segera pergi ke kamar untuk istirahat dan tidur.
"Kamu ini kenapa tadi rakus sekali makannya" ucap Zara kesal dengan sikap Kania sambil menowel kepalanya setibanya di dalam kamar.
"Iih ... kakak apa-apaan sih" Kania kaget ditowel sang kakak.
"Tau diri lah Kan, kita sudah numpang di rumah orang masa kaya yang punya rumah, semua masakan yang ada di atas meja kamu coba, kan ibu bilang rakus itu gak baik"
"Pak rt sama bu rt aja gak keberatan malah mereka yang nyuruh kita makan sepuasnya"
"Iya tapi kan tau diri jugalah, bikin malu aja kamu ini"
"Lagian juga kita cuma sementara di sini, paling cuma beberapa hari"
"Tadi kakak kasih kode kamu pura-pura gak paham kan ?"
"Iya"
"Iih dasar kamu, nanti aku kasih tau ibu loh baru tau rasa"
"Jangan jangan nanti ibu marah, iya iya aku gak akan ngulanginya lagi"
"Janji ya"
"Iya janji, baru pertama kali ini Kania makan makanan seenak itu dan sebanyak itu jadi Kania gak bisa menahan godaan itu" wajah Kania nampak sedih.
Melihat wajah sedih adiknya membuat hati Zara kasian dan segera memeluknya.
"Nanti kalau kakak sudah besar sudah kerja kakak belikan kamu makanan yang enak-enak yang banyak, nanti kamu boleh makan sepuasnya"
"Bener kak"
"Iya, ayo kita tidur, nanti bangun pagi-pagi jangan sampai bu rt yang membangunkan kita, nanti makin ngerepotin"
Malam itu Zara dan Kania seperti mendapatkan durian runtuh, sudah makan makanan yang enak-enak ditambah tempat tidur yang empuk membuat semuanya berasa sempurna, seperti itulah yang dirasakan oleh mereka berdua.
Esok paginya Zara dan Kania bangun sangat awal, mereka juga melaksanakan sholat subuh seperti biasanya, setelah sholat mereka langsung mandi dan bersiap pergi sekolah.
"Wah Zara dan Kania pagi sekali bangunnya kalah deh ibu yang bangunnya agak kesiangan" ucap bu rt sedikit bercanda ketika melihat Zara dan Kania baru selesai memakai seragam sekolah.
"Sebelum berangkat kalian makan dulu sana sudah ibu siapin di atas meja, ibu tidak sempat masak jadi sisa makanan tadi malam ibu angetin, gak papa kan?"
"Iya bu gak papa, dikasih sarapan juga syukur " Jawab Zara.
Zara dan Kania sarapan dengan lahap, makanan sisa tadi malam masih sangat enak dilidah mereka walaupun bukan makanan yang baru dimasak.
"Kalian bisa kan naik sepeda, itu ada sepeda Aida sama Aira, kalian boleh menggunakannya" bu rt menawarkan sepeda untuk digunakan Zara dan Kania pergi ke sekolah.
"Kania gak bisa naik sepeda bu, di rumah juga gak punya" ucap Kania.
"Kalian naik berdua aja, Zara kan bisa jadi Kania dibonceng aja di belakang"