Sudah tiga hari Zara dan Kania berada di rumah pak rt dan bu rt, hari itu ada telpon dari pihak rumah sakit kalau Ali sudah boleh pulang. Pak rt dan bu rt serta Zara juga Kania menjemput ke puskesmas, Zara dan Kania sudah sangat rindu dengan sang ibunda dan juga adiknya.
Setibanya di puskesmas nampak Marini dan Ali sudah berkemas tanda sudah siap untuk pulang. Zara dan Kania langsung memeluk ibunya dan juga Ali, akhirnya rasa rindu terlepaskan di hati mereka.
"Kania kangen ibu" ucap Kania memeluk erat ibunya.
"Ibu juga kangen sama kalian"
"Apa ada lagi yang perlu diurus Mar ?' tanya bu rt.
"Tidak ada bu, hanya perlu beli obat diluar karena obatnya tidak tersedia di sini" ucap Marini.
"Ya sudah ayo kita pulang diperjalanan nanti kita mampir dulu di apotek beli obat untuk Ali" bu rt ikut membantu Zara membawa barang bawaan Marini.
Hampir satu jam diperjalanan ditambah singgah sebentar di apotek akhirnya tiba juga di rumah sederhana milik Marini.
"Terima kasih banyak bu rt pak rt atas bantuan kalian, tidak tau harus bagaimana membalas kebaikan kalian, semoga Allah yang membalasnya langsung"
Bu rt dan pak rt mengaminkan doa Marini, mereka langsung pamit pulang.
"Gak mampir dulu bu ... pak "
"Gak Mar, lain kali aja mampir lagi ke sini"
Zara dan Kania melambaikan tangan ke arah mobil hitam yang dikemudikan pak rt kemudian perlahan menghilang di persimpangan jalan. Marini berserta ketiga anaknya masuk ke dalam rumah, Marini membawa Ali masuk ke dalam kamar sementara Zara membereskan barang ibunya dibantu Kania.
"Gimana kalian tidak merepotkan bu rt kan selama menginap di sana" tanya Marini keluar dari dalam kamar.
"Alhamdulillah gak kok bu" jawab Zara.
"Malahan kita sering bantuin bu rt kok bu, mulai dari masak hingga membersihkan rumah, semuanya kita kerjakan" ucap Kania.
"Memang seharusnya begitu, kita kalau numpang di rumah orang ya harus tau diri, setidaknya kita bantu meringankan pekerjaan beliau" nasehat sang ibunda sambil menyapu lantai yang berdebu karena sudah beberapa hari tidak dibersihkan.
"Enak ya bu jadi orang kaya, makanan enak-enak, rumah bagus, oh ya bu kami tidur di kamarnya Aida sama Aira lo kamarnya bagus banget warna pink lagi warna kesukaan Kania, kapan ya Kania punya kamar cantik seperti itu" cerita Kania mengingat-ngingat kembali kamar Aida dan Aira yang bangus serta rapi.
"Kita berdoa saja semoga gusti Allah memberikan kita rezeki berupa harta yang berlimpah agar keinginan Kania terwujud dan juga bisa membantu orang yang lagi kesusahan, kita bisa bernafas dengan bebas, badan sehat itu juga rezeki, malahan lebih tinggi nilainya dibanding dengan uang, kalau punya banyak uang tapi sering sakit-sakitan kan juga gak enak, intinya kita syukuri saja apa yang gusti Allah berikan kepada kita" nasehat Marini kepada anak-anaknya.
"Iya bu, nanti kalau kami sudah besar punya banyak uang ibu tidak perlu lagi kerja" ucap Kania.
"Oh ya bu, bagaimana kalau kami jualan saja di sekolah, ibu yang bikinin cemilan dan kami berdua yang jual, kita jual dengan harga yang murah aja bu" ucap Zara dengan semangat.
"Terus jualan apa dong bagusnya, yakin kalian mau jualan ?" tanya ibunda.