Dibalik Peluh Ibu

Mahliana
Chapter #13

Bab 13

Siang itu Marini ingin berbelanja bahan dapur di tempat biasa, yaitu di warungnya mbak Tika, ia berniat ingin membuat jajanan yang kemarin Zara sarankan kepadanya, nantinya jajanan itu akan dijual oleh Zara di sekolah nya bersama Kania.

"Mbak Tika, aku beli jelly rasa coklat 2, melon 1, anggur 1 sama stroberi 1, tepung 1 kilo ya sama gula juga satu kilo, terus garam 1 sama penyedap rasa 1" pinta Marini.

"Iya, tunggu ya Mar aku ambilin dulu"

Mbak Tika segera mengambilkan belanjaan Marini dan mentotalnya.

"Ini Mar, ada lagi yang mau kamu beli ? semuanya 40 ribu"

Marini mengambil uang di dalam dompetnya, lagi-lagi ia harus mengambil uang tabungan untuk keperluan Zara tersebut.

"Tak apa toh nanti uangnya juga akan balik lagi, kan untuk modal usaha" ucap Marini dalam hati.

"Ada apa Mar kok melamun, ada masalah ?" tanya mbak Tika.

"Gak kok mbak Tika" jawab Marini.

"Terlihatlah dari raut wajahmu itu Mar"

Marini menghela napas seperti ada beban besar dalam hatinya.

"Biasalah mbak , uang permasalah utama dikehidupanku, semenjak suamiku meninggal keuangan keluargaku bertambah sulit, sesulit-sulitnya hidupku dulu karena menanggung beban berdua dengan suami jadi terasa lebih ringan" curhat Marini kepada mbak Tika yang lebih tua 5 tahun darinya itu.

"Eh Mar kamu mau gak jadi TKW, bekerja di luar negeri upahnya besar lo, kalau kamu mau aku bisa bantu kamu. Nanti aku kenalkan sama agen penyalur para TKI. Dari pada bekerja di kampung, ya gini !!! kamu tau sendirikan bagaimana sulitnya cari uang di sini"

"TKW" ucap Marini singkat.

"Iya, bagaimana kamu mau gak ? Kalau aku gak punya suami aku juga lebih memilih jadi TKW"

"Tapi anak-anak aku siapa yang jaga. Orang tua aku sudah meninggal sementara mertua jauh dan juga usia mereka sudah sangat tua"

"Titipin aja ke panti asuhan" saran mbak Tika mengejutkan hatinya.

"Aku gak tega mbak, kasian anak-anak" ucap Marini.

"Ya harus tega Mar, ini semua juga untuk kebaikan anak-anak kamu, biar masa depan mereka terjamin, kalau hidup di sini sudah dipastikan tidak ada masa depan, harus siap hidup terus-terusan susah, jaman sekarang cari kerja susahnya minta ampun"

"Iya sih mbak, aku juga lagi memikirkan masa depan anak-anak tapi gimana ya ... entahlah aku bingung"

"Kalau sudah banyak ngumpulin uang kamu bisa beli sawah, beli tanah terus untuk modal usaha dan juga kamu bisa untuk mempercantik diri, bisa ke salon, beli baju bagus, wajah jadi terawat putih mulus, semua gampang kalau ada uangnya. Si agen penyalur TKI itu emasnya banyak tangan kiri kanan ada gelang emasnya, semua jarinya penuh cincin emas, kalungnya gede kaya rantai sepeda, punya mobil, rumah mewah, wajahnya kinclong. Dulu dia juga seorang TKW setelah sukses kini dia membuka agen penyalur TKI" cerita mbak Tika dengan semangat.

mbak Tika terus menggoda Marini bahwa jadi TKI hidupnya akan senang dan banyak uang seperti yang diinginkannya.

Lihat selengkapnya