Dibalik Peluh Ibu

Mahliana
Chapter #17

Bab 17

Seminggu telah berlalu sejak kejadian cream viral itu, suasana sudah mulai kondusif, sudah mulai berkurang para warga bergosip tentang kejadian itu. Hari-hari dilalui Marini dan ketiga anaknya seperti biasanya, setiap hari Zara dan Kania berjualan di sekolah walaupun terkadang jualan mereka tidak setiap hari habis, tapi mereka selalu bersyukur. Dan sekarang jualan mereka sudah beraneka ragam setiap harinya, agar para pembeli tidak bosan dengan dagangan mereka yang itu-itu saja. Kalau jualan mereka tidak habis biasanya setelah pulang sekolah Zara dan Kania keliling kampung untuk menjajakan dagangan mereka, dan kalau tidak habis juga, dagangan tersebut mereka makan sendiri atau mereka bagikan kepada tetangga agar tidak terbuang percuma.

"Ka dagangan kita masih tersisa lumayan banyak, apa kita harus keliling kampung lagi untuk menjajakan dagangan kita" ucap Kania duduk di halaman sekolah yang sudah mulai sepi karena sebagian besar murid sudah pulang ke rumah masing-masing.

"Iya dek, sayang masih tersisa banyak, kamu cape ya ?" tanya Zara juga duduk di samping Kania.

"Cape sih tadi kan habis olah raga, cuma dikit sih capenya" Kania meluruskan kakinya.

"Kami pulang aja istirahat, biar kakak aja sendiri yang jualannya"

"Tapi kakak kasian sendirian, kalau kakak kenapa-kenapa gimana"

"Kakak kan cuma keliling di kampung sini aja, gak kemana-mana. Kamu gak usah khawatir"

"Aku ikut kakak aja deh jualan"

"Jangan bandel, nanti sakit. Kalau sakit yang repot siapa, kakak sama ibu kan"

Kania menuruti perintah kakaknya langsung pulang ke rumah, sementara Zara keliling kampung untuk menjajakan jualan yang tersisa, setelah berkeliling ada beberapa orang yang membeli namun jualannya masih tersisa.

"Bu mau beli kue" tawar Zara kepada kepada ibu-ibu yang lagi duduk santai di teras rumah.

"Gak nak, kami baru makan, masih kenyang" jawab salah satu ibu-ibu.

"Mari bu" ucap Zara sambil tersenyum ramah.

"Itu anaknya Marini ya ?" tanya salah satu ibu-ibu setelah Zara berjalan lumayan jauh.

"Iya, anak Marini" jawab ibu-ibu berlipstik merah.

"Marini yang suaminya kerja di pabrik gula itu kan ?" tanya ibu itu lagi.

"Bukan Marini itu tapi Marini si janda yang katanya suka ganjen sama suami orang" jawab ibu-ibu berlipstik merah itu dengan ceplas ceplos.

"Ih kata siapa dia ganjen ? kayanya dia wanita baik-baik.

"Di luar memang terlihat baik-baik, gak ada yang tau kan dalemnya kayak gimana" jawabnya lagi.

"Itu namanya fitnah kalau tidak bener dan ghibah kalau bener sama-sama dosa. Gak baik lo, dosa !" ucap ibu-ibu lainnya.

Lihat selengkapnya