Dibalik Peluh Ibu

Mahliana
Chapter #24

Bab 24

Hawa dingin menyeruak keseluruh penjuru rumah Marini, suasana kampung masih sangat sepi tidak ada orang yang beraktivitas di luar rumah kecuali marbut mesjid yang sibuk membersihkan seisi mesjid karena sebentar lagi waktu subuh tiba. tepat pukul 4 pagi, Zara bangun dari tidurnya tanpa rasa malas ia langsung menuju kamar mandi untuk mencuci wajah supaya dinginnya air bisa menghilangkan rasa kantuknya.

Zara keluar dari kamar mandi sambil membungkukkan badannya "Ih dingin sekali" ucap Zara berbicara sendiri.

Selsai membasuh wajah, Zara kembali masuk ke dalam kamar dan melihat kembali isi tas yang akan ia bawa jalan-jalan di hari itu, karena harus menginap satu malam, baju yang Zara bawa ada beberapa lembar. Matanya fokus ke arah tas tapi pikirannya mengingat-ngingat kembali apa ada barang yang lupa ia bawa. Zara kembali mengemas barang yang telah ia bongkar, selesai mengemas barang Zara langsung mandi. Perlahan ia cipratkan air dingin tersebut terlebih dahulu ke kaki sedikit demi sedikit, baru kemudian perlahan ia guyurkan keseluruhan badan.

"Ih dingin sekali" ucap Zara menggigil, giginya berbunyi saling beradu karena kedinginan.

"Kamu sudah mandi ? Ibu bikinin sarapan dulu, berangkatnya jam 7 kan ? Ayo cepat sana pakai baju biar gak di tungguin sama yang lain" ucap Marini yang baru bangun tidur.

"Iya bu" jawab Zara dengan bibir yang membiru.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, satu keluarga itu nampak sibuk, entah apa yang disibukkan, yang pasti hari itu Zara akan berangkat jalan-jalan bersama teman sekelasnya dan juga beberapa orang guru sebagai perwakilan untuk menjaga para murid.

"Nih kamu lupa bawa obat mabok, takutnya kamu mabok darat karena perjalanan yang jauh" ucap Marini mengambil obat mabok tersebut di dalam lemari.

"Oh iya bu, Zara lupa" ucap Zara nampak keliwengan.

"Gak ada lagi kan yang tertinggal ?" tanya Marini sekali lagi supaya tidak repot balik lagi kerumah kalau ada yang tertinggal.

"Gak ada bu" jawab Zara setelah mengingat-ngingat kembali.

"Ayo nak kita berangkat sekarang"

Marini bersama Kania dan juga Ali mengantar Zara sampai ke sekolah, karena semua murid yang ikut perjalanan tamasya itu berkumpulnya di sekolah. Sebelum pukul 6.30 pagi, para murid sudah harus berada di sekolah untuk bersiap-siap, karena pukul 7 sudah berangkat. Sementara itu waktu sudah menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit sementara Zara baru mau berangkat ke sekolah.

"Dek tolong kamu bawakan tas kecil ini" pinta Zara kepada Kania.

"Iya kak"jawab Kania singkat.

Marini dan ketiga anaknya bergegas menuju sekolah. Beruntung malam itu tidak turun hujan, jadi jalanan di kampung Marini yang sebagian aspalnya sudah rusak itu tidak becek jadi bisa lebih cepat sampai ke sekolah.

"Wah banyak yang sudah menunggu" ucap Kania setibanya di sekolah. Banyak para orang tua murid berkumpul di halaman sekolah untuk melepas anak mereka masing-masing. Dan banyak juga para warga yang berkumpul hanya sekedar ikut melihat.

"Untung tidak telat kalau telat gak jadi deh kakak jalan-jalannya" canda Kania kepada Zara.

"Yee ... untungnya itu cuma pemikiran kamu, dan kita tidak telat, aku jalan-jalan, kamu tinggal di rumah. Baik-baik ya malam ini tidur sendiri, huhuhu awas hantu" balas Zara dengan meledek Kania yang penakut.

Lihat selengkapnya