Dibawah Langit yang sama

it's me azizah~
Chapter #6

Pengakuan Terselubung

Hari-hari setelah keputusan itu terasa berbeda bagi Dira. Ia merasa seperti ada sesuatu yang berubah dalam dirinya, meskipun belum ada perubahan besar. Ia mulai lebih sering bertemu dengan Alvaro, bukan hanya di sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Mereka sering menghabiskan waktu berdua, berbicara tentang berbagai hal yang tidak pernah dibicarakan dengan orang lain. Tapi di balik kebahagiaan itu, ada keraguan yang masih menghantui Dira.


Dira tidak bisa berhenti berpikir tentang kata-kata Alvaro yang mengatakan bahwa ia serius. Tapi, apakah itu benar? Apakah Alvaro benar-benar siap untuk hubungan ini, atau apakah itu hanya omong kosong yang ia ucapkan saat ingin membuat Dira merasa nyaman? Rasanya sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya ada di hati Alvaro, meskipun ia sudah berusaha untuk memberi segalanya.


Suatu sore, Dira duduk di bangku taman sekolah, menunggu Alvaro datang. Ia merasa sedikit cemas, karena mereka sudah beberapa kali bertemu tanpa teman-temannya. Meskipun Dira merasa lebih nyaman dengan Alvaro, ada satu hal yang membuatnya ragu—teman-teman Alvaro. Mereka selalu bersama, seolah-olah Alvaro tidak bisa jauh dari mereka. Dira merasa bahwa Alvaro mungkin hanya menganggapnya sebagai bagian dari kesenangan sesaat, seperti yang ia lakukan dengan banyak cewek lain sebelumnya.


Tapi saat Dira melihat Alvaro datang, hatinya berdebar. Alvaro tersenyum lebar, dan Dira merasakan ada kehangatan yang menyelimuti dirinya. “Hey, Dira! Gimana hari ini?” tanya Alvaro sambil duduk di sampingnya.


Dira tersenyum canggung. “Biasa aja. Cuma capek aja, banyak tugas.”


Alvaro menoleh dan melihat Dira dengan tatapan serius. “Lo kenapa, Dira? Lo kelihatan nggak seperti biasanya.”


Dira menggelengkan kepala. “Nggak apa-apa, Al. Cuma… kadang gue ngerasa kayak… nggak cukup ngerti soal kita. Gue takut lo cuma nganggap gue sementara aja.”


Alvaro menatapnya dalam-dalam, seolah mencoba membaca perasaan Dira. Setelah beberapa detik, Alvaro akhirnya berkata dengan suara pelan, “Dira, gue nggak tahu gimana ngejelasin ini, tapi lo nggak pernah jadi ‘sementara’ buat gue. Gue serius sama lo.”


Dira terdiam, mulutnya kering. “Tapi gimana kalau ini cuma... sementara buat lo? Gue nggak bisa terus mikir kayak gini, Alvaro.”


Alvaro meraih tangan Dira dan menggenggamnya dengan lembut. “Lo ngertiin gue, kan? Gue nggak kayak yang lain. Semua yang gue lakuin itu karena gue bener-bener peduli sama lo.”


Dira menatap Alvaro dengan mata yang penuh pertanyaan. “Jadi lo serius, kan?”


Alvaro mengangguk dengan pasti. “Iya, gue serius. Tapi gue ngerti kalau lo nggak bisa langsung percaya sama kata-kata gue. Gue nggak bakal maksa lo. Gue cuma pengen lo tahu, Dira, gue nggak pernah mikirin lo sebagai pilihan sementara.”

Lihat selengkapnya