Dibawah Pedang Pora

Eggya Vaniesa Hediana
Chapter #2

Jalan Pembuka

Pagi ini adalah hari yang membosan untukku. satu hari dengan jam pelajaran sedikit tetapi harus bergelut dengan mata pelajaran matematika dan fisika .dua mata pelajaran itu membuatku hampir gila karena kebosanan . Rumus serta grafik yang di jelaskan bagai nyanyian penghantar ke dalam dunia mimpi nan indah . sungguh tak kuasa ku menahan mata yang semakin lama makin menutup . ku lemparkan pandanganku ke arah luar ruang kelasku menatap hijaunya lapangan rumput dan pehonan di luar kelas . tak lama pikiranku mulai berpetualang liar . keluar dari apa yang seharusnya aku pikirkan saat ini . Kelas 3 SMA adalah kelas akhir yang merupakan ujung tombak dari penentuan . satu langkah menuju kedewasaan dari seorang siswa menuju seorang mahasiswa. tetapi berbeda denganku yang sampai saat ini belum memutuskan untuk melanjutkan sekolah dimana nanti setelah lulus . aku malah di pusingkan dengan percakapan mama denganku tempo hari itu. terasa sedikit menggajal di hatiku . membuat rasa gelisah dan bingung terus timbul .

"Ting.."

"Ting" .

Notifikasi ponselku berbunyi saat kelas hening tanpa suara membuat semua orang menoleh mencari asal suara itu . Seketika pikiranku kembali ketempat yang seharusnya dia singgahi . Mataku yang semula menatap keluar segera kutarik kedalam dan menatap papan tulis didepan ku . berusaha untuk tetap tenang dan tidak terlihat panik agar mereka tak mencurigaiku . dengan sikap yang pura-pura tidak mendengar apapun . tetap tenang serta berusaha mengontrol setiap gerak tubuh dan mimik ekspresiku yang sudah memulai terlihat sedikit gugup .

"Ting"

"Oh my goddness" . Aku berbisik pelan sembari menggerakkan bola mata kearah sekelilingku menatap setiap sudut ruang kelas berharap tak ada yang mendengar . Dengan rasa sedikit gugup serta panik ku mulai menggerakkan tanganku menggambil ponsel di saku rok seragamku

"Siapa sih pagi-pagi chat , ganggu banget orang masih pelajaran juga "Gumamku dalam hati . Rasa penasaranku mulai memuncak ketika melihat kolom notifikasi yang berasal dari akun media sosialku ( path ) yang sudah beberapa hari tak pernah kubuka . rasanya aneh karena tak pernah kubuka tapi ada yang mengirim pesan sebanyak ini . Ibu jariku mulai bergerak menekan tombol menu dan mencari aplikasi itu di dalam menu telfon genggamku itu . Memang sengaja aku tak mau langsung membuka chat tersebut karena aku adalah perempuan dengan hawa menikam saat bertemu orang yang baru aku kenal .aku tak ingin mengenal sembarang orang yang akhirnya menyakitkanku . Kubuka pilihan menu messege di toolbar aplikasi path tersebut lalu kulihat nama akun yang mengirimiku pesan itu . Kulihat nama si pengirim misterius tersebut

"Rey Hardian ?"gumamku pelan . ku gerakkan cepat ibu jariku menuju kolom pencarian sembari mengetik nama akun si pengirim pesan . Setelah loading lama yang membuatku semakin panik karena takut ketahuan bermain ponsel didalam kelas akhirnya kutemukan akun dari pemilik nama Rey Hardian tersebut . Peraturan disekolahku memang sedikit ketat karena aku belajar di salah satu SMA Negeri favorit di ibu kota Jawa Tengah . Sekolah tersebut melarang muridnya bermain ponsel saat jam pelajaran dikelas . hal terbut bertujuan agar muridnya lebih fokus serta menghargai guru yang sedang mengajar didalam kelas . sehingga kami para murid tak dapat dengan mudah membuka hp untuk sekedar melihat jam atau mengusir kebosanan saat pelajaran berlangsung.

"hah, taruna ...bakalan jadi perwira dong " .Ucapan terkejutku tersebut membuat teman sebangku ku menoleh langsung ke arah foto laki-laki gagah nan tampan yg sedang terpampang jelas di layar hpku saat ini .

"Siapa tuh , ganteng banget " . Ucapnya spontan .

Aku yang masih terkejut hanya diam dan tak membalas perkataan itu . tanpa pikir panjang ku tekan tombol kembali diponselku dan langsung menyetel ponsel pada posisi diam agar tak ada bunyi notifikasi lagi yang terdengar . Tapi banyak pertanyaan yang muncul dalam hatiku

"haruskah aku membalasnya ? Atau tidak? Tapi mengapa dia mengirimiku pesan ? Kenapa? "

    Aku menampik semua pertanyaan yang muncul didalam hatiku , segera kufokuskan kembali seluruh pikiranku ke mata pelajaran yang sedang di jelaskan guru matematikaku di papan tulis putih itu . Entah apa yang dia gambar dan tulis ,rumus kah ? atau sebuah gambaran kerumitan akan suatu hal yang implenmentasinya dalam kehidupan kurang begitu berarti . tiba-tiba ada suara berbisik dari arah samping kiriku

"Itu tadi foto cowok barumu ya Gia ? Siapa namanya? Kenalin temen cowokmu dong "

"Gak tau , gak punya cowok ita"

"Ahh.. bohong biasanya juga banyak cogan mu , cowok ganteng.. ayo lah Gia"

Lihat selengkapnya