Seperti kebanyakan orang bilang bahwa jalan menuju sebuah pernikahan tidaklah mudah begitu pula yang sedang aku alami . Dari awal banyak sekali ujian yang harus aku hadapi . Awal dari ujianku adalah aku harus menerima kenyataan bahwa Rama mendapatkan tugas dinas diwilayah Indonesia bagian timur , yaitu di papua . Begitu jauhnya pulau Papua dan pulau Jawa membuat lemas seluruh badanku ini . Tapi hal tersebut ternyata bukanlah satu-satunya ujian yang besar bagi aku dan Rama menuju pernikahan . Selama kurang lebih tiga tahun aku menjalani hubungan jarak jauh dengan Rama banyak hujatan bahkan makian yang aku dapat dari perempuan yang mengaku sebagai MANTAN kekasih Rama . Aku tak pernah mengetahui apa alasannya selalu menyerangku dengan kata-kata makian kasar di sosial media . Bahkan aku tak pernah sekalipun menanggapi apa yang dilakukannya itu . Hanya saja perempuan gila itu tak pernah datang menemuiku secara langsung .Dia hanya selalu menyerang tanpa pernah menampakkan wajahnya didepan mataku Hal itu justru merupakan sebuah kebohongan karena sebenarnya perempuan tersebut hanya mantan kekasih dari teman Rama . Itu juga dibenarkan oleh Rey bahkan Almarhum mantan kekasihku sendiri Captain Dito .
Kata-kata Almarhum Dito saat itu masih terngiang jelas diotakku . Dia berkata bahwa “Jangan pernah diambil hati , jika suatu saat ada perempuan gila yang tiba-tiba memaki bahkan mencaci dirimu”. Sepertinya saat itu Dito telah mengetahui kedekatanku dengan Rama Kencana . Dia membisikan kata-kata itu saat kami bertemu sebelum pertemuan terakhirku dengannya.
Kini pernikahanku dengan Rama kurang lebih dua minggu lagi . Meski Rama sempat ke Semarang beberapa waktu lalu tetapi dirinya harus kembali berdinas secepatnya setelah itu . Walaupun tugas dinasnya kali ini bukan dipapua hanya saja tetap membuat seluruh badanku lemas . Bagaimana tidak , seluruh persiapan dipernikahan ini aku yang mempersiapkannya dengan bantuan sahabatku Ita . Hanya saja pasti setiap wanita menginginkan mempersiapkan pernikahannya berdua dengan calon imamnya . Tapi apa mau dikata jika keadaan baik belum berpihak pada perjalanan persiapan pernikahanku dengan Rama.
Seluruh undangan pernikahan sudah disebar kecuali satu undangan untuk Rey Hardian . Aku berencana untuk mengabarinya secara langsung lewat panggilan video hari ini . Hal ini aku lakukan karena aku menghargai Rey yang telah kuanggap sebagai kakakku sendiri .
*memulai panggilan video dengan Rey Hardian*
“Hai dek “ . ucapnya setelah menjawab panggilan video call itu
“Hai kak Rey ... gimana kabar kakak ? terus gimana di Lampung enak apa enggak kak ? Jangan bilang kak Rey gak betah nih “. Berbagai pertanyaan meluncur indah dari bibirku.
Laki-laki yang berusia empat tahun lebih tua dariku itu justru tertawa. “Hahaha... kamu ini masih aja kalo ngomong nerocos gak pake koma dek , ini loh yang bikin aku kangen terus sama kamu”
Sejenak aku terdiam mendengar ucapan Rey . Aku mencoba mengalihkan membicaraannya “Kak mau nikah lohh... 2 minggu lagi “ .
Rey tersenyum menatapku dan berkata “Wah udah gede ya adekku ini malah duluin nikah kakaknya”
“Hehehe ... iya kak , Kak Rey bisa dateng enggak ke Semarang ? “
“Enggak bisa tuh , gimana dong ... hahaha” .
“Hishh kak beneran nih aku tanyanya malah dibercandain”
“Hahaha... ciee manyun nih yeeee”
“Kak serius ini bisa dateng apa enggak masak aku nikah kakakku enggak dateng sih ! nyebelin dasar !”
“Hahaha udah dong jangan manyun terus lucu tau kalo aku makin sayang gimana .... hahaha... iya aku usahin deh ke nikahanmu sama Rama kan ?”
“Iya iyalah sama Rama terus sama siapa lagi !”
“Hahaha ... aduhh puas banget godaain kamu , gyaa”
“Ihhh.. Kak Rey !!” . aku semakin kesal setelah mendengar jawaban Rey