“Maksudmu loe apa ?!” .Teriak Rey . Rey nampak marah , tatapan matanya penuh tuntuntan pada Arlindita . Rey terus mendesak perempuan itu memberi penjelasan . “Ar , Giasalah apa sama loe ! gila loe teror dia sampai kayak gitu !”.
Perempuan itu masih mengunci mulutnya dengan rapat . Rey semakin hilang kontrol atas amarahnya . “Ar , gua polisi loe lupa ?! gua bakal urus masalah ini lewat jalur hukum sekarang !”. Rey hendak pergi keluar dari rumah Arlindita . “Rey , loe gak tau rasanya jadi gua !” . Teriak Arlindita .
Rey menghempaskan nafas kuat , membalikkan badan . “Ar , sejak kapan gua enggak ngerti loe ! loe ngekhianatin sahabat gua bahkan sampai hamil sama si Adi , apa gua sama Rama ngejauhin loe ?”
Arlindita menjerit , menangis dan menatap Rey yang berada diambang pintu . “Asal loe tau ! Giaudah ngerebut Dito dari gua , Giaudah rebut temen-temen gua yaitu loe dan Rama !” .
Rey memejamkan mata , menghempaskan nafas kuat . “Maksud loe apa ,Ar ?” . Rey berusaha mengontrol amarahnya. Rey paham bahwa dirinya tak ingin membuat keributan dirumah Arlindita . Laki-laki itu tak ingin mengganggu tetangga disekitar rumah . Rey paham betul , apabila amarahnya meledak akan terdengar hingga luar rumah karena kebetulan rumah Arlindita sepi , kedua orang tua Arlindita sedang berada di luar kota .
Sekali lagi Arlindita mengangis kemudian tertawa dan berkata . “Sekarang loe juga belain , cewek murahan itu ! Gya, pake pelet apa dia bisa bikin kamu kayak gini , Rey ?”.
Rey berjalan cepat menghampiri Arlindita yang tengah duduk dikursi . Dia melemparkan tas punggungnya ke samping Arlindita dan nyaris mengenai wajah sebelah kiri Arlindita . Rey berdiri tepat didepan Arlindita , kedua tangannya memegang erat tangan kursi dan menatap Arlindita dengan tajam . “Jaga kata-kata loe ! gua masih cukup sabar ngadepin loe bahkan saat loe bikin teror ke temen perempuan gua waktu di AKPOL tapi ini udah kelewat batas , sekali lagi loe buat masalah dan buat gua harus ke Jakarta kayak gini , gua bakal masukin loe ke penjara , Ar ! loe harus inget itu !” . Rey segera mengambil tasnya kembali dan bergegas pergi dari rumah Arlindita.
“Giahebat , bisa buat Dito bahkan Rama bertekuk lutut dan sekarang loe ! Dukunnya pasti mahal !” Teriak Arlindita .
Rey yang hendak masuk ke dalam mobil menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap Arlindita yang kini berada diteras rumahnya . “Loe memang udah gila , Ar ! Giaitu perempuan baik dan dewasa walaupun umurnya lebih muda ! mending loe balik aja ke pacitan ketempat kakek nenek dan renungim baik-baik sikap loe selama ini ke orang lain ! Ar .... Dah , Gua pamit “ . Rey masuk ke dalam mobil .
“Pak , lanjut ke Semarang ya “ . Ucap Rey pada sopir keluarganya itu
“Mas , enggak pulang ke rumah dulu ?” .