Diburu Oleh Mayat Hidup

Handi Yawan
Chapter #10

Kecurigaan yang Wajar

Tiba-tiba Irawan terkejut. Rem sepeda motornya blong? Dia merasakan, padahal handle rem sudah dijepit dan rem kaki diinjak pol supaya melambat laju sepeda motornya karena melihat di depan ada mobil truk. Tetapi lajunya tetap kencang, dan malah semakin kencang?

Apa yang terjadi? pikir Irawan. Sepeda motor ini melaju kencang tidak terkendali?

Sementara di samping  Intan mengoceh terus.

"Kamu pengecut!" Teriak Intan di atas sepeda motor trailnya. 

Dan api berkobar-kobar pada tubuhnya! "Kamu pembunuh. Kamu iri. Makan tuh semua dosa-dosamu!"

Irawan tidak berdaya, motornya terus melaju kencang ke arah sebuah truk yang berhenti di depannya!

Sementara itu si Roki terkejut. Sejak tadi di sebelahnya Irawan berteriak-teriak terus 

Awalnya Irawan mengigau gelisah. Rupanya lagi bermimpi buruk, pikir si Roki.

"Pak, Pak Irawan, bangun Pak!" Ujar Roki sambil mengguncang-guncang bahu Irawan sementara tangan kanan tetap di atas stir. 

Sesekali dia menengok ke arah Irawan.

Si Roki tidak melambatkan atau menepi sebab berada di jalan tol lingkar dalam. Jalan tol layang yang kiri kanan hanya tembok pembatas.

Sroot!

Brak!

Tiba-tiba tubuh Irawan terlempar ke depan menabrak kaca dan dashboard! Tetapi sabuk pengaman menahannya.

"Astagfirullah … Pak?" ucap Roki terkejut melihat hal itu. Padahal dia tidak menginjak pedal rem?

Lalu tubuh Irawan yang masih dalam keadaan tidur ditarik balik kembali ke jok. Sroot, bruk!

Tubuh Irawan jatuh kembali di atas jok!

Kepala dan kedua tangan Irawan lunglai.

Tampak pada hidung dan mulutnya mengucur darah. Luka memar timbul pada wajahnya pula yang kedua matanya masih terpejam dan dalam keadaan tidur.

Si Roki menjadi bingung. Dia tidak bisa melambatkan mobil secara mendadak. 

Di depan maupun di belakang ada mobil pula yang bergerak sama dalam kecepatan tinggi.

Klik!

Roki menyalakan tombol lampu dim. 

Cklak, ceklek, ceklak … bunyi lampu dim aktif. Lalu di Roki pelan-pelan melambatkan laju mobil.

Tiba-tiba … Brak!

Tubuh Irawan terlempar lagi ke depan. 

Kali ini dorongannya lebih kuat hingga memecahkan dan menembus kaca! 

Saking kuat dorongan itu membuat setengah badan Irawan berada di luar.

Rrrt, jepret!

Sabuk pengaman yang semula tegang mendadak putus dan tertarik balik kembali menggulung pada tempatnya. Tetapi tubuh Irawan menyangkut diantara bolong kaca mobil yang pecah!

Tubuh Irawan kelojotan meregang nyawa.

Menyusul keluar darah dari tubuhnya yang dikoyak dan ditembus potongan kaca yang telah membanjir kaca dan menetes ke dashboard.

Melihat pemandangan itu si Roki menjerit-jerit.

"Allahu Akbar, Allahu akbar!" Ucap Roki ketakutan.

Namun dia tidak berdaya apa-apa untuk menolong Irawan. 

Malah ketika mobil sudah menepi dan bergerak lambat. Sontak si Roki menekan tombol rem tangan lalu menekan ke bawah, Ngik!

Seketika mobil berhenti mendadak.

Tanpa pikir panjang si Roki melepas sabuk pengaman lalu dia buka pintu dan bergegas pergi ke luar. 

Dia tinggalkan mobil begitu saja dalam keadaan mesin masih menyala dan tanpa ingat untuk menutup pintu.

Di tepi jalan si Roki memegang kedua lututnya yang gemetaran. 

Nafasnya tersengal-sengal.

Dia ketakutan setengah mati seumur-umur baru melihat kejadian aneh seperti itu.

Pada saat itu beberapa mobil di belakang sudah menepi pula. 

Lihat selengkapnya