Diciassette

Roormniax
Chapter #1

#1

Bagi semua orang, hidup adalah pilihan. Sekali kamu memilih, itu akan mengantarmu ke langkah selanjutnya. Resya juga selalu berpikir seperti itu. Setiap pilihannya, mengantarkan dia ke hari berikutnya. Seperti sang Putri yang berpetualang melewati hutan, menolong hewan kecil, lalu diberi kekuatan magis yang tiba-tiba saja mempertemukannya kepada Pangeran tampan dari negeri seberang. Kisah klasik. Kisah romantis. Kisah yang bahagia. Happy ending.

Setiap pilihan yang Resya buat harus berakhir bahagia. Beberapa kali Resya merasa di awal merasa bahwa pilihan yang di buatnya salah, namun, dewi fortuna selalu memberinya hasil yang sebaliknya. Resya, perempuan yang dihujani banyak keberuntungan.

"Sudah kerjain PR belum, Re?" tanya Citra, teman sebangku Resya.

Perempuan berkuncir kuda itu menggeleng semangat. "Belum, lah. Kan deadline nya minggu depan."

Citra hanya tertawa seperti biasa. "Ketebak sih jawabanmu, ngapain juga tadi aku nanya."

"Halah, kamu nanya kan pasti ada maunya," kekeh Resya. "Santai, nanti aku fotoin jawabanku terus send ke kamu."

Teman sebangkunya itu menghadiahi dua jempol ke arah Resya. "Gak rugi aku duduk di sebelahmu, Re!"

Resya hanya tersenyum. Setelahnya, Citra bangkit dari tempat duduknya lalu pergi ke kantin meninggalkan Resya yang memang hari ini membawa bekal, jadi perempuan itu hanya titip untuk dibelikan susu UHT dan roti bakar untuk cemilan.

Ruang kelas menjadi cukup sepi. Hanya ada beberapa anak laki-laki yang ribut bermain game di laptop mereka serta seorang perempuan yang duduk di pojok baris pertama. Ah, Resya tahu. Itu pasti Kirana. Sudah menjadi pembicaraan umum kalau perempuan satu itu misterius sekali. Resya yang dulu pernah satu SMP sama diapun mengakuinya.

Rara Kirana. Meskipun misterius, Resya tahu kalau perempuan itu baik. Dia pernah bertukar sapa dengannya, meskipun tidak sering. Sekarang, daripada dia makan bekalnya sendiri, mungkin lebih baik kalau dia makan di dekatnya Kirana.

"Kirana, nggak ke kantin?" ujar Resya sambil membuka kotak bekalnya. Kirana yang daritadi fokus dengan ponselnya, menatap Resya kaget.

"Lah, kok kamu disini?" ujarnya datar.

Resya tertawa kecil. "Daripada makan sendirian, rasanya ngenes banget. Mendingan kan makan di samping kamu. Nggak apa-apa kan?"

"Gak apa-apa, kok." Kirana kembali fokus dengan ponselnya.

"Nggak makan, Kir?" tanya Resya. Wah, ternyata hari ini bekalnya nugget dengan tumis brokoli kesukaannya.

"Nggak, tadi udah makan roti," jawab Kirana, masih dengan tatapan terfokus pada ponsel.

Karena gemas obrolannya terkesan dianggurin, Resya pun hanya menjawab sekedarnya lalu memakan bekalnya dalam diam. Sesekali, dia memindai Kirana dan ponselnya. Misterius sepertinya bukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan Kirana. Kirana itu lebih ke arah--

Lihat selengkapnya