Blurb
Clara Rinjani, seorang superstar di jurusan psikologi, Fakultas Ilmu Sosial Politik, Universitas Brawijaya Malang, jatuh cinta kepada Ray Sebastian, yang selama ini dianggapnya sebagai saudara kembar Steve Pradana—seorang penggemar fanatik Clara.
Rupanya cinta Clara pada Ray tak bertepuk sebelah tangan. Ray langsung melamar Clara pada pertemuan ketiganya.
Semuanya tampak sempurna. Jika saja Clara tak khawatir bahwa permainan kecilnya dengan sahabatnya, Vino Erlangga dan Renata Angelina akan merenggut kesuciannya. Jika saja Clara tak cemas bahwa Ray menuntut seseorang yang masih gadis untuk menjadi istrinya. Dan jika saja Lynn Sylvanina tak menguak tabir rahasia Ray.
Namun, lebih dari apa pun, Clara mendapati dirinya jatuh dan mencinta terlalu dalam pada Ray. Meski, akhirnya dia tahu bahwa Ray adalah sosok antagonis dari Steve, seorang pengidap kepribadian ganda.
Karena terlalu mencintanya, Clara tetap menyimpan perasaan mendalamnya itu kepada diri Ray, pun setelah bertahun-tahun Ray lenyap dari hidupnya—karena Steve dinyatakan sembuh total.
Tak ada yang mampu menghapuskan ingatan Clara akan Ray. Hingga dia dinyatakan sakit gila agresif kronis empat. Selain, seorang lelaki yang datang menyelamatkan nyawanya dari lilitan ular sanca pada malam kelima belas, empat tahun lebih setelah kematian jiwa Ray.
Aroma lelaki itu, aroma Ray. Frekuensi suaranya pun, frekuensi suara Ray. Bahkan, kontak lens warna merah menyalanya yang selalu saja membuat Clara tergeletar dalam gairah tanpa batas.
Semuanya nyaris sempurna. Jika saja Raymond Carly Sebastian, buah hatinya bersama Ray, tak mengusik kesadaran terdalam Clara. Lelaki itu tak punya ingatan fotografis!
Bagaimanakah selanjutnya nasib Clara? Akankah dia menemukan cintanya pada lelaki yang menyerupai Ray? Atau cinta sejatinya pada Ray akan dibawanya hingga napas terakhir? Temukan jawabannya di sini.