Bangun pagi, sarapan ringan, pergi ke Coffee Buy aktifitas ini mulai melekat dengan dirinya. Tubuhnya seakan sudah memiliki alarm sendiri, bangun tepat jam 6 pagi, merapikan tempat tidur, pergi ke dapur mengambil kotak susu dan menuangkan ke gelas. Mengambil roti dan memakannya. Mandi kurang lebih 10 menit lalu keluar dari apartemen dan membuka Cafe.
Dia benar-benar sudah terbiasa. Pamungkas mengecek jam di HP jika dia menepati janjinya, seharusnya dia akan datang, dia benar-benar akan datang.
Tring~!
Pamungkas tanpa basa-basi menoleh dan melihat ke pintu, memastikan siapa yang datang hari itu. Ternyata benar, dia menepati janjinya.
“Welcome to coffee buy,” ucap Pamungkas seperti biasa.
“Hai, pagi,” sapanya dengan lembut. Ada senyuman tipis yang tergambar di wajahnya.
Pamungkas tanpa sadar tersenyum. “Pagi,” sapanya.
“Tiap pagi selalu sendirian?”
“Begitulah, dulu bukan aku yang buka cafe tapi udah hampir sebulan ini aku terus.”
“Gak gantian?”
“Enggak, yang lain lagi pada sibuk, jadi biasanya ngumpul jam 9-an.”
“Oh gitu, kamu selesai shift jam berapa?” tanya Daisy setelah dia menerima tumblrnya.
“Hari ini sampai jam 7.”
“Wanna grab dinner?”
“Sure, you want me to pick you up?”
“Don’t mind picking me up. Tahu manny’s?”
“Ah,” Pamungkas terdiam sebentar. Itu adalah restoran mewah, dimana beberapa temannya bekerja sebagai chef disana.
“You don’t like steak?”
“If you want steak, I can make it for you.”
Daisy terdiam, dia mencoba mencerna apa maksud perkataan Pamungkas padanya. Pamungkas mengerti tatapan itu, tatapan kebingungan yang tidak mengerti ada apa.
“Look. Ini bukan cuma cafe. Disini ada coffee and eatery dan aku yang masak disini, aku juga sekolah koki dulu. Jadi, kalau kamu mau makan steak aku bisa bikinin.”
“Oh, I see. That’s why three chefs chased you after you left last night, but you’re already gone.”
Pamungkas terdiam. Kejadian semalam, dia masih bingung apa yang terjadi kepadanya.
“Ji?” panggil Daisy. “Pamungkas Dwiaji?”
Pamungkas kembali ke dunia nyata, dia melihat Daisy yang bingung melihatnya tiba-tiba kosong dan melamun.
“Yeah, why?”
“My place or your place?” tanya Daisy.
“Kamu gak mau makan disini?”
Daisy menggelengkan kepalanya. “Terlalu rame aku gak suka rame.”
"Is it oke in my place? But we need to buy some ingredients."
“Sure, would you be ok if we met at MY Mall?”
“7 PM. See you there.”
"Hei Day, thank you for coming."
"It's my pleasure."
***