Died In The Secret Room

Adine Indriani
Chapter #5

#Toko Roti The Claire"s

Sepulang dari mengantar sekolah, Karlina pergi ke toko bahan-bahan kue untuk membuat kudapan yang disukai anak-anak. Shanum sangat menyukai kue kering dengan taburan cokelat di dalamnya, mereka akan membuatnya sepulang sekolah untuk kudapan setelah makan malam. 

Karlina dan anak-anak memiliki kebiasaan untuk memakan kudapan dan segelas susu hangat sebelum tidur sembari membacakan buku favorit mereka. Bahkan, mereka sudah kehabisan buku cerita untuk dibacakan. Sudah lama mereka tidak pergi ke toko buku, mungkin minggu ini Karlina akan membawa mereka untuk membelinya.

Ia berhenti di depan sebuah Toko “The Claire’s”. Pemilik toko yang bernama Pak Singgih yang sudah ditinggal wafat istrinya lima tahun lalu. Istrinya begitu gemar membuat kue-kue dan sekarang toko itu diteruskan suami dan anak perempuannya yang bernama Mika yang pandai memanggang kue seperti mendiang Ibunya.

Sudah lama Karlina tidak menyium aroma harum kue yang baru keluar dari panggangan seperti ini. Ia sangat merindukan kue Shifon pandan buatan Ibu Singgih yang sangat lembut, harum dan lezat. Karlina memutuskan untuk membeli kue Shifon yang dirindukannya itu selain membeli bahan-bahan kue.

Karlina mengambil keranjang dan mulai memasukkan bahan-bahan kue, ia mengitari rak-rak yang semakin komplit saja. Dari kejauhan Pak Singgih sudah mengenali Karlina, sudah lama ia tidak melihatnya di toko ini. Setelah selesai mengisi keranjang dengan penuh bahan-bahan, ia juga melihat dari kaca etalase kue-kue yang sudah berjejeran memenuhi ruang.

Begitu cantik dan terlihat lezat penampakkannya, dengan sedikit membungkuk Karlina sudah tahu apa yang paling diinginkannya saat ini.

“Mika, aku ingin Shifon pandan dan tiramisu yang menggoda itu,” ucap Karlina meminta Mika untuk membungkuskan untuknya.

Sekeranjang bahan itu diberikan kepada Pak Singgih yang sejak tadi ingin bertanya kabar Karlina yang sudah lama tidak dilihatnya.

“Bagaimana kabarmu dan Robbie, sudah lama tidak ke sini,” tanya Pak Singgih sembari menempelkan kode barang belanjaan.

“Kami baik-baik saja, anak-anak juga, bahkan sepulang sekolah kami akan membuat cemilan bersama,” ujar Karlina sembari menggigit bibir bawahnya. Pak Singgih yang mendengar pernyataan itu hanya mengangguk-angguk tanpa bisa berkata apa-apa.

“Ini belanjaannya,” seru Pak Singgih yang memberikan kantong belanjaan itu dan juga Mika yang memberikan kue-kue pesanan Karlina.

“Sampai jumpa,” ucap Karlina kepada Pak Singgih dan juga Mika.

“Sampai jumpa, salam buat … keluarga,” timpal Pak Singgih.

“Pasti!” seru Karlina meninggalkan mereka. Ketika keluar Karlina merasakan Pak Singgih dan juga Mika tertangkap masih melihat ke arah Karlina pergi. Tatapan itu terasa memilukan untuknya dan membuatnya merasa heran, tetapi ia tidak ingin memikirkannya dalam-dalam mungkin karena Karlina sudah lama tidak ke toko itu.

Lalu, Karlina memasukkan belanjaannya ke jok belakang dan hendak pulang. Perjalanan yang membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk sampai ke rumahnya dari Toko kue The Claire’s. Ia memasuki pekarangan rumah melihat mobil Robbie yang masih terparkir di sana. 

Sampai kapan ia akan berbuat seenaknya? 

Keluh Karlina sembari membawa barang-barang di tangannya. Memasuki rumahnya, ia menaruh belanjaan itu di meja dapur dan meletakkan kue-kue yang dibelinya di atas meja makan yang masih terbungkus rapi. Ia melihat jika sarapan untuk Robbie belum tersentuh.

Lihat selengkapnya