Died In The Secret Room

Adine Indriani
Chapter #11

#Ajakan Konseling

Karlina terlalu lama memeras serbet-nya membuat Robbie terkesan makan malam sendirian yang paling dibencinya. Sejak dulu, Robbie memang tidak suka makan malam sendirian, lebih baik ia tidak makan jika tidak ada yang menemani.

“Karlina, apa yang kamu lakukan di sana?” tegur Robbie yang merasa terganggu karena Karlina sudah terlalu lama memeras serbet itu. Karlina tidak sadar jika ia sudah menyakiti tangannya hingga memerah. 

Lalu, Karlina kembali ke meja makan di mana ia belum menyentuh sedikit pun makanannya. Ia tidak bisa menyembunyikan rona kemerahan dari perasaan marah yang dirasakannya. Dan yang lebih mengesalkan lagi, meskipun ia sudah menanamkan wajah kesal dan emosi, Robbie tetap saja tidak menyadari kalau dirinya sedang membencinya saat ini. Sementara itu, Robbie sudah hampir menghabiskan potongan daging di atas piringnya. 

“Apa kamu akan memakannya?” tegur Robbie lagi. Karlina hanya menggeleng dan meletakkan garpu itu di sisi piringnya. Ia sudah bosan memainkan makanannya dan menunggu makan malam itu selesai secepatnya.

“Aku kehilangan selera makan.” Karlina menjawab dengan singkat sembari menyingkirkan tangannya dari atas meja. Rasanya ia ingin membuang muka dan mengeluarkan hatinya yang tak berfungsi lagi. Segala kekacauan yang dimunculkan dari dasar hati sepertinya tidak bisa dilihat oleh Robbie.

Apakah aku harus merobek dadaku dan memerlihatkan hati yang tercabik-cabik ini agar Robbie mengerti. 

“Karlina, ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” imbuh Robbie. Nada bicara Robbie yang terlihat serius membuat perhatian Karlina tertuju padanya. Ia merasakan jika Robbie sudah bicara seserius ini, berarti ada hal yang memang ingin diutarakannya, sangat penting. Sepintas, pikirannya yang ingin terus membenci Robbie dan enggan melihatnya terpaksa berhenti.

“A-apa?” gumam Karlina pelan.

Mungkin Robbie mau bercerai. Jika ia menginginkan itu aku akan pergi bersama anak-anak dari rumah ini.

“Dengar, aku mengatakan ini bukan untuk memojokkanmu atau berniat untuk menyerah dalam pernikahan kita, tidak sama sekali. Aku mengatakan ini karena aku ingin kita kembali seperti dulu, di mana kita merasa bahagia.” Robbie mengatakan itu dengan wajah bersungguh-sungguh, tetapi Karlina tidak percaya begitu saja. Seseorang yang sudah pernah berbohong maka ia akan dengan mudahnya mengulangi kebohongannya.

Apalagi ini, apa yang akan dikatakannya adalah kebohongan lainnya.

“Karlina, apa kamu mendengarku?” tukas Robbie ingin mendapatkan perhatian Karlina.

Lihat selengkapnya