Agustus 2019.
Sepulang dari membeli bahan-bahan makanan, Karlina pergi ke rumah-rumah tetangga memberikan undangan perayaan ulang tahun Shanum pada bulan Agustus yang jatuh pada tanggal 25, sedangkan Rian di bulan Desember tanggal 13. Namun, Karlina berencana untuk menggabungkan perayaan ulang tahun keduanya di bulan ini. Shanum pasti akan sangat senang karena pestanya akan sangat meriah jika digabungkan dengan Kakaknya.
Mereka akan merayakan secara besar-besaran untuk menyenangkan Shanum dan Rian. Mereka akan mengundang keluarga besar, teman sekolah dan tetangga. Namun, semenjak pernikahan mereka yang berubah tidak harmonis, seringkali terjadi pertengkaran dan sikap Karlina yang dianggap semakin aneh begitu pula dengan Robbie yang terlihat mabuk dan berteriak-teriak di depan rumahnya. Membuat pandangan para tetangga berubah, mereka mulai menjauhi Karlina dan Robbie dari pergaulan.
Tingnong! Tingnong!
Karlina memencet bel rumah tetangga sebelahnya yang memiliki anak seumuran dengan Shanum bernama Sylbia. Dulu, Sylbia dan Shanum sering main bersama, di mana ada Shanum di situ pasti ada Sylbia.
“Karlina, ada apa?” sambut Ibu Sylbia.
“Hai, aku hanya akan memberikan undangan ulang tahun anakku. Kami berharap Sylbia bisa datang,” ucap Karlina sembari memberikan undangan itu. Ia segera hendak meninggalkan rumah Sylbia dan beralih ke rumah sebelahnya.
Ibu Sylbia yang bernama Sally membuka kartu undangan itu, ia membaca pesta perayaan itu akan diadakan hari kamis bulan ini, tanggal 15 Agustus. Sally tercengang, lantas mengejar Karlina yang masih berada di pekarangan rumahnya.
“Karlina, tunggu.” Sally menghampiri Karlina yang sedang berjalan di atas bebatuan di antara rerumputan yang tertata rapi. Karlina berbalik, perasaannya tidak enak tetapi ia tetap berusaha tersenyum.
Ibu Sylbia hendak mengembalikan undangan yang baru saja diterimanya. “Kupikir, Sylbia tidak akan datang.” Sembari menyodorkan undangan itu kembali kepada Karlina. Melihat undangan itu dikembalikan, Karlina hanya bisa mengulum bibirnya, ia merasa sangat sedih tetapi berusaha untuk disembunyikannya.
“Kenapa? pesta itu tidak akan meriah tanpa Sylbia.” Raut tanda tanya Karlina yang merasa heran, kenapa Sally tak mengizinkan anaknya untuk datang. Padahal kedua puteri mereka teman dekat.
Sally salah tingkah, bola matanya berputar ke kiri atas. Berusaha mencari-cari alasan, tetapi tidak ketemu.
“Ah … begini, tanggal 15 hari sekolah, Sylbia ada pelajaran tambahan dan sorenya ada les piano,” terang Sally.
“Astaga, aku tidak menyadarinya. Ak-aku akan menggantinya di hari minggu, bagaimana?”