Died In The Secret Room

Adine Indriani
Chapter #17

#Toko Buku

Pagi-pagi sekali Karlina mengajak jalan-jalan Rian dan Shanum keliling taman, sudah lama mereka tidak bermain di sana. Rian dan Shanum menaiki halang rintang sebuah kayu panjang yang terbentang. Mereka akan merentangkan tangan ke samping dan melangkah perlahan hingga sampai di ujung.

Karlina berjalan di samping mereka, khawatir Shanum atau Rian akan terjatuh karena langkapnya tersilap hingga terpeleset. Tetapi, mereka bersikukuh agar karlina menjauh dan tidak memegangi mereka. Kekhawatiran Karlina terlalu berlebihan, mereka merasa sudah besar dan bisa berhati-hati.

Dengan perasaan cemas, sembari mendampingi mereka hatinya begitu bangga ketika keduanya bisa mencapai ujung kayu itu. Mereka bertiga bangga bisa menyelesaikan tantangan itu, terlihat senyuman di wajah keduanya yang memperlihatkan apa yang sudah mereka lakukan. Karlina tidak sanggup menutupi rasa haru, merasa sangat senang melihat mereka.

Lalu, menjelajahi taman dengan berlarian di lapangan bola dan berbaring di rerumputan yang mulai memanjang. Memandangi langit yang cerah menghangatkan tubuh mereka. Karlina menengadahkan tangannya menutupi mentari, diikuti oleh Rian dan Shanum. Tangan mungil itu melekatkan jemari-jemari itu ke tangan Karlina hingga menyatu. Seperti bergandengan tangan, membuat Karlina merasa sangat bahagia.

“Ibu, kita ke sini lagi, yah. Aku sangat senang!” seru Rian yang menggenggam tangan Karlina. Ucapan itu diiyakan Karlina sembari menoleh kepada kedua anaknya.

Setelah itu perut mereka terasa keroncongan, Rian menginginkan kentang goreng dan burger tetapi Shanum berbeda, ia sudah lama tidak memakan jagung rebus. Akhirnya, Karlina mencari-cari penjual jagung rebus hingga ketemu. Mereka makan jagung rebus dan kacang kedelai rebus sembari duduk di jalan.

“Jika pergi bersama Ayah, kita tidak akan bisa makan-makanan seperti ini apalagi duduk di pinggir jalan,” celoteh Rian. 

“Iya, betul. Tidak seru jalan dengan Ayah, aku lebih senang jalan-jalan dengan Ibu. Aku mau selamanya seperti ini,” seru Shanum. 

“Kita akan selamanya bersama,” timpal Karlina. 

***

Setelah kenyang mereka berjalan-jalan pergi ke kota, toko buku masih tutup karena mereka datang terlalu pagi. Tetapi, mereka tetap menunggu yang kurang beberapa menit lagi. Pukul 10.00, toko buku itu akan buka, mereka sudah sampai di parkiran.

Rian dan Shanum terlihat tidak sabar untuk segera memborong buku. Karlina berjanji akan membelikan buku apa saja yang mereka inginkan, asalkan itu buku sesuai umur mereka. Rian sudah tahu buku yang akan dibelinya adalah buku Harry Potter berseri, sudah lama ia menginginkannya dan Karlina membolehkannya membeli semuanya.

“Shanum, kamu sudah tahu apa yang akan kamu beli?” tanya Karlina. Shanum hanya menggeleng-geleng, ia tidak tahu akan membeli buku apa. Shanum hanya menyukai buku karena Karlina sering membacakan untuknya. Ia sangat menyukai suara Ibunya itu dan sangat membuatnya terkesima.

Lihat selengkapnya