Died In The Secret Room

Adine Indriani
Chapter #26

#Pelayan Baru

Seseorang membunyikan bel rumah, Karlina yang sedang memetik bunga-bunga di Taman belakang bergegas menyelesaikan pekerjaannya untuk melihat siapa yang datang. Meninggalkan beberapa tangkai bunga mawar merah, putih dan lili di atas meja dengan sebuah sarung tangan kotor yang dilepas dari tangannya.

Karlina membuka setelah bunyian bel terdengar lima kali, seperti seseorang yang benar-benar putus asa menekannya.

Kreek!

“Siapa?” tanya Karlina yang melihat seseorang berpakaian atasan lengan panjang putih dan rok hitam. Karlina memerhatikannya dari atas hingga ke bawah, gadis ini mengingatkannya ketika pertama kali ia melamar pekerjaan setelah lulus kuliah D3.

Gadis itu terlihat gugup, wajahnya sangat terkejut karena yang didapatinya seorang wanita. Karlina merasa gadis itu mungkin salah rumah, sehingga ia kembali menanyakan apa yang diinginkan gadis itu.

“Cari siapa?” tanya Karlina lagi.

“A-apa benar ini rumah Pak Robbie? Sa-saya diminta untuk ke sini,” jelas gadis itu. Karlina semakin heran mengapa Robbie memintanya untuk datang ke rumah. Karlina mempersilakannya untuk masuk ke dalam sementara Karlina mencoba menghubungi Robbie untuk menjelaskan maksud mengundang gadis itu datang.

“Bu, Sa-saya … ke sini … karena ….” Ucapannya gadis itu terpotong, Karlina tidak tertarik mendengarnya, ia menginginkan Robbie menjelaskannya langsung kepadanya. Menekan nomor satu menghubungi Robbie, tetapi sambungannya tidak dijawab. Karline menghela napas dalam untuk menenangkan emosinya.

Gadis itu melirik ke arah Karlina, ia semakin canggung dan kelihatan cukup takut menghadapi Karlina. Duduk di ruang tamu yang sangat mewah dan luas membuatnya memutar mata 360 derajat ke seluruh ruangan.

“Baiklah, kenapa Robbie memintamu datang?” tanya Karlina yang duduk berseberangan dengan gadis itu. Mata gadis itu tertuju kepada Karlina yang penasaran tentang kedatangannya.

“Nama saya, Nadiyah, beberapa hari yang lalu saya melamar di Hotel Reisance, sebagai Cleaning Service, tapi gagal. Tadi pagi, seseorang menghubungi saya yang meminta untuk datang ke sini, rumah Pak Robbie katanya,” jelas Nadiyah. Karlina menghela napas dalam sekali lagi berusaha untuk menjawab teka-teki ini, meskipun semuanya sudah sangat jelas kalau Robbie memintanya datang agar bisa bekerja di rumah ini.

“Melamar jadi clearning service saja gagal, lalu kamu akan menjadi apa di rumah ini?” ketus Karlina mencemooh Nadiyah. Ia segera menundukkan kepala sembari meremat-remat kedua tangannya karena takut. Belum pernah ia menghadapi seseorang dengan sorot mata tajam seperti itu. Belum sempat menjawab, Nadiyah yang tergugu dihadapan calon majikannya terselamatkan oleh suara kendaraan yang datang.

Tiba-tiba, sebuah kendaraan memasuki pekarangan rumah, Karlina mengenali mobil Robbie yang dikendarainya. Sudah saatnya Karlina meminta penjelasan dari Robbie, mengapa gadis ini dipekerjakan di rumah ini. Sementara, Karlina merasa tidak membutuhkannya, ia sudah terbiasa mengerjakan semuanya sendiri.

Robbie masuk ke dalam rumah seperti tidak memiliki beban apa-apa, ia segera disambut oleh wajah Karlina yang terlihat gusar sembari bersidekap, sedangkan Nadiyah merasakan tensi ketegangan di antara keduanya berkat kedatangannya di rumah itu dan di waktu yang kurang tepat. 

“Kita harus bicara!” tukas Karlina yang sudah menunggunya sejak tadi. Robbie melihat wajah Karlina yang terlihat tidak senang dan juga gadis yang terlihat tegang duduk di sofa merasa tidak nyaman.

Lihat selengkapnya