Different

Lucky Star
Chapter #1

Prolog

Orang bilang, kami sangat kontras untuk menjadi sepasang kakak adik. Dia terlalu bersinar, sementara aku masih meraba-raba dalam redup.

Wajah lelaki itu tampan mulus tanpa setitik noda. Tubuhnya tinggi tegap berbalut kulit putih pucat. Paduan mata minimalis dengan bibir semerah ceri sebagai penyempurna, membuat siapa pun betah berlama-lama memandang indahnya.

Lain denganku.

Mereka kerap memanggilku pelampung, matras berjalan, atau terkadang muka bulan. Bukan karena indah, justru rentetan kekurangan menjadi penyebabnya.

Lihat selengkapnya