Different

Zahir
Chapter #13

Di Bawah Langit Biru

Seorang gadis kecil berlari menyandang tasnya, menggoyangkan rambutnya yang terurai lurus hingga pinggang. Di depan pagar ia bertemu dengan seorang perempuan dengan rambut yang dijalin tengah tersenyum kearahnya. Dibalas senyuman pula oleh gadis itu, senyuman lebar.

"Pagi Ranza!" menebarkan senyum pada gadis itu.

"Pagi juga Hara!" balas gadis itu.

"Hey Hara ayok!!" tarik temannya.

"Duluan ya Ranza!" teriaknya.

Sedangkan gadis itu awalnya hanya terdiam sebelum akhirnya ikut berlari dengan senyuman yang tak memudar sedari di gerbang tadi.

"Vegaaaa!" berlari memeluknya.

"Ih Juro gak boleh!" mendorong laki laki yang memeluknya dengan seenaknya.

"Hehe maap maap," menunjukkan jari "v" sembari menyengir.

"Maap maap, tapi diulangin mulu," berlalu begitu saja.

"Vega datangggg!" berteriak kearah orang orang yang tengah asik mengobrol.

"Eh Vega, abis digangguin Juro lagi ya," terkikik.

"Ih iya tu, entah ngapalah dia," mengambil tempat duduk di antara teman temannya.

"Nanti kita jajan apa nih?" seorang perempuan berpikir.

"Waaa!" memukulkan tangannya di meja.

"Hara ngagetin tauk!" kesal seseorang tapi malah mengundang tawa.

"Maap maap," mencubit pipi temannya yang kesal tadi sembari tersenyum.

"Hahahaha, gimana kalo kita jajan bakar," ide Vega.

Teman temannya malah menatap Vega bingung, sedangkan Vega hanya mengulum senyum.

"Bakso bakar!!" dilanjutkan dengan tawanya.

Sedang seluruh orang menatapnya kesal sekaligus bingung. Alhasil Vega berakhir disetiap gelitikan teman temannya.

"Hara bantuin Ranza!!" disela tawanya.

"Hahahaha mangkanya jangan jail," hanya duduk menyaksikan.

###

"Mang bakso bakarnya dua ya!" teriak Vega dikerumunan banyak orang.

"Mang saya duluan kok dia yang dapat sik!" cerocosan Vega.

"Mang mang mang mang mang!!"

"Mang, aku balikkin gerobaknya baru tau!"

"Oi mang!" memukul gerobak bakso bakar.

"Eh iya neng sabar neng, kok geulis geulis teh galak?!" memberikan dua plastik bakso bakar.

"Gitu dong mang," mengambil plastik itu seraya memberi uang.

Vega berjalan ria kearah Hara yang tak jauh darinya.

"Nih," memberi Hara sebungkus bakso bakar.

Tapi anehnya bukannya menerima, Hara malah tertawa puas. Vega malah menautkan alisnya bingung.

"Heh kamu sehat?" terheran.

"He'em," menahan tawa.

"Ih Haraaaa kok ketawa!!?" kesal Vega.

"Hahahaha suara Ranza gede banget, cerewet lagi," mencubit pipi Vega setelahnya mengambil begitu saja sebungkus bakso bakar di tangan Vega sebelum berlalu.

Vega malah mengangkat bahunya acuh hendak menyusul Hara yang sudah berjalan ke kelas lebih dulu. Sebelum sempat ia berlari, ia melihat seorang laki laki yang selalu menyusahkannya terjatuh saat tengah bermain bola, ya siapa lagi kalau bukan Juro.

Lihat selengkapnya