"Hara, anak kecil tadi bisa liat kamu?" baru tersadar.
"Hahaha iya, semuanya bisa liat Hara," tertawa renyah.
"Kok bisa?!" kagetku.
"Ya bisalah, kan mereka masih polos, mereka bisa liat hantu, Hara kan hantu," kikiknya.
Aku hanya bisa menatap Hara ngeri.
"Aku temenan sama hantu," bergidik ngeri.
"Hantunya cantik gini, udahlah biasa aja," menaik turunkan alisnya.
"Lah kamu ketularan si Juro pula?" memegang keningnya.
"Neng kenapa sering ngomong sendiri sik?" protes pak supir.
"Heh saya ngomong ada orangnya ya, gak liat nih," semakin membuat pak supir itu bingung.
Hara mencubit pinggangku memberi kode kalau ia tak terlihat. Aku hanya menepuk jidat lupa sambil menyengir.
"Hehe ada nyamuk pak, saya ngomong saya nyamuk," menepuk nepuk tanganku.
"Emmm Ve, kamu kenapa pengen pulang cepet tadi?" tanya Juro.
"Ranza cem...," langsungku tutup mulutnya.
Juro hanya menaikkan alisnya bingung.
"Ih Hara diemmmm!!" menoyor kepalanya.
"Aduh neng, lama lama saya ngeri sendiri liatnya," merinding.
"Pak mau saya ngomong sama makhuk gaib kek, hantu kek, apa kek, makhluk abstral kek, seterah sayaa!!. Bapak tinggal tutup telinga dari suara saya, beres kan!!" kesalku.
"Iya neng besok besok saya bawa penutup kuping," nurut.
Juro hanya menahan tawa begitupun Hara. setelahnya hanya ada hening kembali. Pandanganku tiba tiba terarah pada Hara yang tengah menatap keluar jendela.
"Hmm, Hara kok semakin diperhatikan tubuh Hara makin gak jelas?" tanyaku heran.
"Tugas Hara sudah hampir beres," tersenyum yang dapat kulihat dari jendela mobil.
Setelahnya aku hanya terdiam, memandang keluar jendela juga.
###
"Vega sini kita les masak!!" malam harinya.
"Ah masak apa tante?" tanyaku berjalan kearah dapur.
"Kamu ngaduk ngaduk cabe aja dulu," perintahnya sambil memotong bawang.
"Vega, tadi tante sudah ke toko mamahmu, hampir aja mau ditutup, barang barangnyapun juga udah di dalam kardus. Seterusnya percayakan saja toko itu sama tante ya," tersenyum.
"Sippp tante!" semangat.
"Terus masalah perusahaan papahmu, itu juga sudah diurusin sama om, memang ada orang kepercayaan papahmu di sana, setidaknya besok kamu ke perusahaan papahmu juga, tanda tangani surat penyerahan perusahaan ke tanganmu, biar yang ngurus perusaahan itu om nantinya," terang mama Juro.
"Makasih ya tante sudah mau bantu banyak," tersenyum senang.
"Ya tak apalah," setelahnya hanya hening.
"Hmm Vega, tante tak bisa membiarkan kamu tinggal sendiri di dalam sebuah rumah. Ya tante bisa saja membelikan rumah untukmu, tapi maap, tante tak bisa membiarkanmu tinggal sendiri," serius.