Different

Zahir
Chapter #18

Semua Kenangan

"Vega tungguin Juro!!"

"Ngapain kayak anak kecil sik," menoyor kepalanya.

"Gapapa sekalian nostalgia," memainkan alisnya naik turun.

"Itu mulu jawabannya," cibirku.

"Ya biarin, biar gak lupa kan sama keunikan aku," dengan pede.

"Yeee pede amat," mempercepat jalanku.

"Vega ngambek nih ceritanya?" menoel pipiku.

"Ihhh udahlah Ro, kesel tauk!!"

"Aku tak punya bunga aku tak punya harta...," sengajaku potong.

"Halah sok gak punya harta lo," menoyor kepalanya.

"Haduh salah semua nih kalo jalan sama kamu," menepuk jidatnya.

"Mangkanya jangan asal ceplos aja," gumamku.

"Apa Vega?" menggelitikiku.

"Hahaha bukan apa apa!" menghindar.

"Apa Vega?" terus mencoba menggelitikiku.

"Juro gelo, gelooooo!!" berlari.

###

"Jauza makan tu ati ati!" keselku.

"Ini udah ati ati," masih mengunyah makanan.

"Ada ya ati ati kayak gitu," cibirku.

"Lihat noh cemat cemot!" kesalku.

"Biarlah, eh Ve kapan jadiannya sama Juro?"

"Jadian apanya ha?!" menatapnya tajam.

"Ekhm yang lagi friendzone nih!" sengaja mengeraskan volume suaranya.

"Dasar Jauza gelo!" saat melihat semua orang di kantin menatap kearah mereka.

"Eh gelo, paan tuh?"

"Pinter," asalku.

"Wahhh, temen temen, Ranza bilang Jauza pinter loh, aminin yak!" mendapat respon gelengan orang orang sambil mengulum senyum.

"Woi gue bilang geloooo, dianya begooo!!" tawaan menggelegar di kantin.

###

"Tante ini udah kue keberapa, kenapa masih gosong?!" kesalku.

"Kamu itu yang gimana cara buatnya, kenapa susah amat sik tinggal cebar cebur?!" berkacak pinggang.

"Tante, kenapa tepungnya berserakan dimana mana?!" ringisku.

"Eh tante tanya ya, siapa yang tadi waktu masukin tepung malah salah fokus, ketumpah tu tepung. Siapa ha?!" protes.

"Tante kok telurnya lengket lengket di lantai?!" ringisku lagi.

"Eh siapa yang mecahin telor tapi malah dilepas sama cangkang cangkangnya?!" protes.

"Tante kenapa ini dapur seperti kapal pecah!!!!!" hendak menangis melihat situasi dapur.

"Dasar Vega geloooo!!" sedangkan papa dan anak malah asyik menonton perdebatan kami.

###

"Rasma muka kakak!!" berjalan sambil memejam.

"Hahaha siapa suruh tadi megang cabe, terus kenapa juga lagi diusapin ke mata?" tawanya.

"Ihhh kamu sik gak ngingatin kakak!!" masih meram.

"Terus ini maunya gimana?" menahan tawa.

"Air lah, kakak butuh air!!" protesku.

"Yaudah cepet sini ikut Rasma," menarik lenganku.

"Bentar, sebelum dibersihin matanya Kak Vega harus jalanin tantangan dari Rasma ya!"

"Ih iya iya yang penting cepetan nih!!" protesku.

"Bilang kalo kakak suka sama Kak Juro!"

"Ha gak mau ah!" ogahku.

"Yaudah kalo gitu, Rasma tinggalin," hendak berlalu.

"Eh jangan, iya iya ini teriak!" kesalku.

"Vega suka Juro!!" teriakku setelahnya tiba tiba ada air mengguyur tubuhku basah.

"Ihhhh Rasma gelooooo!!" berteriak ketika melihat di pagar rumah nenek sedang ada Juro yang tengah tersenyum lebar.

###

"Pak kemana sik, kan saya nyuruhnya ke kanan!" protesku.

"Eh ke kiri aja pak!" ralat Jauza.

"Apa sik Jauza, kanan pak!!"

"Apa sik Ranza, kiri pak!!"

"Kanan pak!!"

"Kiri pak!!"

"Kanan!!!"

Lihat selengkapnya