La Douleur Exquise

Afiska Dila Ananda
Chapter #24

Chapter 24|Artikel Mading Pusat.

“Mungkin cinta hanyalah anak tangga rapuh dan berlubang, yang perlu dibenahi terus-menerus dengan waktu dan kesabaran.”

Teruntuk rasa aneh dan menyebalkan bernama ragu, aku sukar jika kau mulai menjajah hati dan pikiran, tetapi terima kasih pernah menggagalkan hal-hal kurang baik yang mungkin terjadi digaris waktuku, karena dengan datangmu aku diharuskan berpikir berkali-kali untuk mantapkan pilihan.

Keesokkan paginya, Alaina berjalan menuju kelasnya seorang diri. Sepanjang lorong menuju kelas banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya dengan tatapan beranekaragam. Namun kebanyakan tatapan kagum dan terpesona yang didapatkan Alaina, entahlah sebelumnya dia merasa risi atau lebih tepatnya tidak nyaman jika harus diperhatikan secara terang-terangan. 

Tapi lamban laun Alaina sudah terbiasa dengan semua itu. Apalagi kini dirinya sudah banyak menciptakan prestasi yang membuat namanya melambung ke atas. Mau bagaimana lagi, Alaina harus terbiasa dengan berbagai tatapan yang selalu didapatinya saat berada di layak masyarakat. 

Gadis dengan kemeja putih yang dipadu dengan sebuah jas almamater berwarna navy yang berada di salah satu lengannya itu tampak tenang dan mengabaikan hal tersebut, berjalan dengan tenang dan dagu yang terangkat ke depan.

“LANAAA!” seru seorang gadis yang tampak berlari tersega-sega. 

“Ra!” pungkas Alaina dengan nada tak suka. 

“Di mading, ekstrakurikuler kita paling banyak diminati.” Chiara—nama gadis itu. Dia terlihat tengah mengatur pernapasannya yang tersengal-sengal. 

“Ayo, ke mading pusat!” setelah cukup mengatur nafasnya, Chiara menarik tangan Alaina membuat gadis bersurai pirang itu terpaksa mengikuti Chiara yang berjalan menuju pusat mading.

Langkah mereka terhenti di depan sebuah mading yang menjadi pusat pemberitahuan segala hal. Tampak ramai dan tengah dikerubungi oleh banyak murid AWG. Ketika Chiara dan Alaina berhenti, beberapa pasang mata langsung menatap mereka dengan pandangan kagum dan takjub secara bersamaan. 

Mereka menjauh memberi jalan untuk dua gadis populer itu melihat apa yang ada di mading pusat. Alaina mengangkat alisnya satu setelah selesai membaca sebuah artikel yang menjadi booming hari ini. 

Alaina menatap Chiara kesal, “Cuma ini, dan lo udah buat gue harus buang-buang waktu untuk berlari di kolidor, badebah!!

Chiara yang mendengarnya hanya memajukan bibirnya beberapa senti, tidak merasa tersinggung sama sekali karena Chiara sudah lama bergabung di Queen bee dan sudah tahu tabiat mulut pedas seorang Alaina. 

Beda halnya dengan siswa dan siswi yang secara kebetulan masih berada di sekitar mading pusat. Mereka tampak meringis, terperangah tak percaya, dan mengedik ngeri. Sama sahabatnya saja mulutnya super pedas, apa kabar dengan mereka yang bukan siapa-siapa. 

Ekstrakurikuler Dance High School Academy World Gemilau menempati oposisi peringkat pertama sebagai Ekstrakurikuler yang banyak diminati dan menjadi kegiatan yang dijunjung tinggi. 

Alaina menghela nafas lelah ketika kembali membaca judul artikel tersebut. Sudah menjadi hal umum ekstrakurikuler Dance menjadi kegiatan yang banyak diminati setelah Alaina dan Chiara menjabat sebagai anggota dan sekarang sebagai ketua dan sekretaris Dance.

Alaina segera pergi dari pusat mading dengan perasaan yang setengah dongkol. Masih menjadi pertanyaan besar bagi Alaina—buat apa Chiara menarik dan membuatnya berlari-lari jika cuma hal sepele seperti ini. 

Ketahuailah dia sudah tahu kabar tersebut semalam, berkat Dean yang menjadi ketua ekstrakurikuler jurnalistik

Lihat selengkapnya