Bagaimana tidak? Ada sesuatu di dalam sana yang terkadang menjadi begitu dahsyat. Dan ingin meledakkan sebuah dentuman berbunyi;
“Aku mencintaimu, aku menginginkanmu.”
Pagi hari di kelas XI IPA-2 sudah terjadi freeclass karena guru yang seharusnya mengajar sedang berhalangan datang, disebabkan anaknya yang tiba-tiba sakit. Dan berhubung freeclass tersebut akan berjalan selama tiga jam mata les, maka kesempatan tersebut tidaklah disia-siakan oleh siswa-siswi IPA-2.
Bahkan serentak mereka untuk tidak melaporkan hal tersebut ke guru piket, karena menurut mereka kapan lagi sekolah tanpa belajar!
Seperti Dean yang terlihat tenang di bangkunya dengan sebuah novel teenfiction ditangannya. Berbeda lagi dengan Chiara yang terlihat berubah-ubah, contohnya; mengerutkan kening dan berdecak sebal terhadap benda pipih berlogo apple ditangannya.
Dan untuk yang lainnya seperti murid pada umumnya; bergosip, bermain games, makan, dan berdandan.
Aktiva Bintang Negara—lelaki itu berbeda. Dia memilih keluar kelas walaupun sudah dilarang karena takut ketahuan guru. Duduk di bangku taman belakang sekolah yang jarang di datangi siswa pilihnya saat ini, karena Aktiva butuh sendiri dan dia ingin mencari ketenangan.
Udara angin sepoi-sepoi menyapu pipi Aktiva dengan lembut, mulai membuat dirinya mendapatkan ketenangan. Entah bagaimana beberapa hari belakangan ini pikirannya selalu terjatuh kepada seorang gadis bermata coklat terang.
Lunashya. Gadis berpredikat Queen diatas queen. Gadis sejuta multitalent, namun bermulut pedas. Entah bagaimana bisa gadis itu berubah saat bersama dirinya, gadis itu lebih banyak berbicara dan nadanya juga terdengar santai tanpa aksen pedas.
Sudah sejak pertama mengenal Queen bee, Aktiva sudah memultimatum dirinya untuk tidak berurusan dengan gank fangirl tersebut. Karena jika berurusan dengan Queen bee maka hidupnya tidak akan pernah tenang, ke populeran yang dimiliki gank tersebut membuat siapa saja ingin berurusan dengannya supaya bisa kecipratan popularitas.
Namun tidak bagi Aktiva. Dia hanya ingin hidupnya tenang dan berdiri dengan ke Popularitas sendiri, tanpa susah payah menjoblang nama.
Helaan nafas terdengar saat Aktiva harus membuang ultimatum dirinya mulai sekarang, karena bukannya menjauh Aktiva malah menyerahkan dirinya kepada gank fangirl tersebut. Parahnya dia menjalin hubungan dengan pengendali Queen bee, bukan kah itu sudah lebih dari keluar zona aman?
Aktiva mendadak menoleh cepat saat merasakan bangku yang didudukinya bergoyang dan berdecit pelan, ternyata seseorang telah duduk disampingnya. Tiba-tiba nafasnya tercekat saat melihat sebuah lengkungan senyum terbit dengan manis dari bibir pink gadis bersurai pirang tersebut.
Ada keinginan Aktiva untuk membalas senyuman tersebut, namun mendadak dia merasa tidak percaya diri. Maka dari itu Aktiva lebih memilih melanjutkan main games di ponselnya dan membuka satu bungkus roti tawar rasa cokelat.
“Baru tau kalau kamu suka kesini.” gadis bersurai pirang itu membuka suara setelah dilihat Aktiva tengah sibuk bermain ponsel.
“Hm.” gumam Aktiva seadannya.
Gadis itu, Lunashya berdecak sebal, “Kok diluar kelas, masih pagi udah bolos?”
Aktiva melirik Luna sebentar kemudian melanjutkan game-nya, “Kamu sendiri?”
“Aku nggak bolos.”
“Jadi?”
“Selama sepuluh hari aku nggak belajar.”
Jawaban dari Luna mampu membuat Aktiva menoleh dengan dahi berkerut, “Kenapa?”
“Dance.” sahut Luna singkat, entah kenapa dia merasakan kesal melihat Aktiva yang lebih memilih bermain game dibandingkan mengobrol dengannya.
Aktiva mengangguk-angguk, walaupun sepenuhnya dirinya belum paham akan kesimpulan dari jawaban Luna. Dia menggigit roti tawarnya dan kembali melanjutkan bermain game.
Luna menggeleng takjub, “Tiv!”
“Hm.”
“Aktiva!”
“Hm.”
“Sayang!”
Aktiva menoleh, “Apa?”
Retha mengendus, “Dipanggil sayang baru noleh.”
Aktiva tersenyum kecil kemudian mengacak surai pirang milik Luna dengan lembut, “Ada apa, hm?”
“Kan pacarmu ini lapar.” aduh Luna dengan suara manja.
Aktiva terkekeh, “Ini,” dia menyodorkan satu kotak besar susu kemasan rasa Vanilla dan satu bungkus roti tawar rasa stroberi.