La Douleur Exquise

Afiska Dila Ananda
Chapter #27

Chapter 27|Holy shit!

“ Menari adalah eksperesi tegak lurus dari hasrat horizontal.”

Dance atau tarian bukan hanya cara yang bagus untuk mengekspresikan diri, tetapi juga aktivitas waktu luang yang fantastis yang bisa Lunashya nikmati bersama Pinky dance. Dance atau menari juga akan meningkatkan suasana hati Lunashya, membantunya melupakan segala hal di sekitarnya. 

Bagi banyak orang, menari adalah cara yang fantastis untuk kehilangan diri dalam irama musik yang bergetar. Ini membantu mereka untuk melupakan semua masalah dalam hidup mereka dan hanya menikmati saat ini. 

Tarian atau dance memungkinkan Luna dan pinky dance untuk mengekspresikan berbagai macam emosi. Cara Luna menari dapat mengekspresikan kebahagiaan, kegembiraan, dan hasrat tetapi juga agresi dan kemarahan. 

Apa yang begitu indah tentang menari? 

Yaitu membantu Luna menghilangkan stres dan memusatkan diri sepenuhnya pada saat ini. 

Sebelum itu Alaina selaku ketua club dance meminta Pinky dance untuk melakukan pemanasan sebelum memulai menggerakkan badan mengikuti koreografi yang tersedia. 

Untuk Pingky Dance—nama tim inti dance Academy World Gemilau yang sengaja dibentuk oleh Alaina, beranggota tujuh orang yang berbakat dan memiliki kualitas dance diatas rata-rata. 

Bagaimana pun juga pemanasan sangatlah dibutuhkan sebelum memasuki babak utama, maka dari itu Alaina selalu memberilakukan pemanasan kepada anggota dance lainnya. Karena menari bukanlah hal yang mudah dan gampang, risiko cedera sangatlah besar dalam dance. 

“Gue memutuskan untuk menggunakan sistem modernisasi bergabung tradisional. Dan juga ada pemisahan koreografi antara modern dan tradisional.” Alaina selaku Ketua dance mewakili untuk membuka suara setelah pemanasan selesai.

“Bukannya itu terlalu susah untuk kurun waktu yang kita miliki?” protes Kent. 

“Iya benar, lagian nggak mungkin banget kita bisa tampil profesional kalau pakai konsep itu!”

“Gue kok kayaknya agak gimana gitu yaa!”

“Nggak bisa ganti konsep yang lebih mudah gitu!”

Setelah lima menit Alaina terdiam dengan menatap satu persatu anggota yang mengutarakan pendapatnya dengan tenang, akhirnya dia pun angkat bicara. 

“Udah protesnya?” Luna melipat kedua tangannya di depan dada, “Belum dilakukan udah pada pesimis, atau gue serahkan aja konsep ini sama tim khusus. Mungkin butterfly dance atau The queen bees dance bisa menerapkan konsep gue.”

Jleb—kini ekspresi wajah enam anggota pingky dance terlihat suram dan mendadak pucat. Kent yang sudah mengenal Alaina pun akhirnya mau tidak mau mewakili untuk membuka suara. 

“Gue rasa kita bisa melakukannya kalau bersungguh-sungguh.” kata Kent. 

“Emang selama ini kita nggak sungguh-sungguh?” tantang Alaina dengan dagu yang terangkat. 

Chiara yang merupakan salah satu tim inti pun berusaha menengahi perdebatan kecil tersebut, “Udah, udah. Dari pada mempermasalahkan hal sepele, mending juga mulai biar nggak buang waktu kita.”

Alaina mengendus kasar, lalu kini fokusnya beralih pada sebuah benda bernama laptop didepannya. 

“So, gue udah menentukan lagu yang ingin kita pakai untuk dance kali ini.” Alaina mengubah posisi laptopnya menghadap ke enam anggota yang lainnya, memperlihatkan gerakan demi gerakan yang di lakukan Alaina dengan dua gadis lainnya. 

“Untuk konsep modernnya gue ambil lagu Sexy Back-Justin Timberlake dan Hot pink-Exid. Lalu lagu gabungannya tanah air x boombayah-Edm x gemelan.” Alaina kembali membuka suaranya.

Lihat selengkapnya