“Kita nggak bisa menjadi banyak hal dalam satu pribadi. Karena kadang tanpa sadar, kita menyakiti orang lain. Kadang pihak yang tersakiti adalah sahabat atau siapa saja yang kita cintai, meski demikian mereka lah yang tahu dalam hati, maksud kita.”
“Soal kostum yang kita pakai untuk besok, udah deal ya sesuai selera ketua kita. Besok udah H–1 jadi diharapkan nggak ada ubah-ubah secara mendadak, nanti kostumnya bakalan diantar sama kulir dimasing-masing rumah kalian.” Chiara berbicara dengan serius karena berhubung dia adalah penanggungjawab di setiap kegiatan apapun di ekskul dance.
Hari berlalu seakan dengan cepat, untuk masalah dance sudah final sempurna seakan latihan yang terburu-buru dan bikin anak ekskul dance mepeng seketika.
Alaina selaku ketua dance memilih untuk diam, memberi tanggung jawab kepada Chiara untuk menjelaskan semua perihal yang terasa masih mengganjal.
“Ah, masalah tata rambut nanti bakalan diurus langsung sama Alaina. Maka dari itu untuk pingky dance diharapkan untuk datang cepat besok. Terus untuk Butterfly dance dan The Queen bees dance akan dihandel Ramita. Sesuai permintaan Ramita kalian diwajibkan menginap di rumah Ramita nanti malam. Terakhir untuk anggota dance yang mendapatkan kesempatan tampil besok diwajibkan subuh sudah hadir disekolah, karena kalian akan di makeup over sama penata rias dari sekolah.” jelas Chiara dengan wajah serius.
“Udah paham?” cetus Alaina saat meneliti anak dance yang terlihat kaku.
“Mengerti!”
“Ada yang ingin menambahi atau gimana nih?” tanya Chiara merasa kurang suka dengan keterdiaman anak dance.
“Kak gimana kalau gaya rambutnya diseterai aja, mungkin digerai gitu biar tambah kelihatan cantiknya.” kritis Eluira Ishana—gadis kelas X dan menjelma menjadi sepupu Chiara.
Alana mengangguk-angguk, “Bagus, tapi ditolak.”
“Kok gitu, Kak?” celetuk Eluira merasa tak setuju.
Alaina mengeryit ke arah Eluira, “Jika rambut kita semua simetris, mungkin ide lo bisa diterima. Pingky dance kayaknya nggak simetris dalam berbagai hal, contohnya panjang rambut, warna rambut dan bentuk rambut.”
“Tapikan tema kita East Java and Modern Dance, kayaknya bagus deh rambutnya panjang digerai gitu.” cetus Eluira merasa tak senang dengan pendapat Alaina.
“Rambut adalah mahkota perempuan, sisi kecantikan perempuan itu relatif. Kita bisa terlihat cantik dengan cara apapun yang penting tetap menjadi diri kita sendiri.” Alaina menoleh ke arah Chiara karena gadis itu tampak mengangguk-angguk kuat.
“Gini deh, contohnya Harmoni. Dia punya rambut panjang yang lurus dan berwarna hitam. Okey, masalah rambut nggak masalah karena kita hidup di zaman now, semua bisa kita ubah sesuai selera. Tapi yang jadi masalahnya adalah rambut Harmoni panjang lurus dan tipis, bayangkan jika kita pake konsep gerai? Bukankah pingky dance adalah queen di acara ini, otomatis Harmoni bakalan banyak gerak terus berkeringat. Dengan rambut yang panjang lurus dan tipis itu jika ditimpa keringat apa yang terjadi, bukankah itu bakalan terlihat lepak dan bakalan membuat Harmoni nggak nyaman nantinya.” Alaina mengangkat dagunya.
“Kalau kita masih maksakan pake konsep gerai gitu, kan nggak semua gaya rambut kita sama.” lanjut gadis itu dengan suara penuh penekanan.
“Gimana?” tanya Chiara menatap Eluira yang terlihat kaku.
“Setuju sama Alaina sih, soalnya benar apa yang dibilang sama Alana rambut gue tipis dan mudah lepek jika terkena air atau keringat.” Luna akhirnya mengutarakan pendapatnya disaat penyataan Alaina yang tampak benar adanya.
“Iya, yaudah Kak. Aku tadi nggak berpikir sama disana, makanya agak membantah.” ungkap Eluira dengan muka memerah menahan malu.
“It's okey.” Alaina mengangguk sekali, “Ada lagi yang ingin berpendapat atau yang lain?” Lanjutnya dengan menatap seluruh anak dance.
Harmoni mengangkat tangannya, “Jadi konsep rambut kita apa Kak?”
“Untuk anak dance menerapkan konsep rambut kucir kuda dengan pita merah putih. Butterfly dance sendiri rambutnya akan dikepang seribu menyamping dengan aksen pita kupu-kupu. Terus The Queen bees, akan di tata rambutnya layaknya Ratu, mungkin flowercorwn atau mahkota. Pinky dance sendiri rahasia, kenapa? Karena konsep rambutnya akan disesuaikan dengan karakter kalian masing-masing.”
“Mantap Kak!!” Alaina menoleh ke arah salah satu anak dance karena suaranya yang lantang dan disertai acungan jempol.
“Saya rasa sudah final, nggak ada masalah lagi kan?” tanya Chiara.
“NGGAK ADA!!”
“Okey.”