La Douleur Exquise

Afiska Dila Ananda
Chapter #32

Chapter 32|East Java and Modern Dance

“Orang-orang yang gugup cenderung bereaksi berlebihan, tapi percayalah ketika kita merasa gugup selalu ingat kebanggaan kita.”

Sering merasa gugup saat akan tampil di depan public? Walaupun kita orang yang ramai atau populer, pasti kita akan sedikit merasakan malu atau gugup jika apa yang akan kita lakukan akan dipertontonkan semua orang.

Tak kecuali, Chiara Shaskirana Collins—gadis yang sejak satu jam yang lalu mondar-mandir di ruangan dance dengan muka panik. Sementara itu Alaina—ketua dance terlihat tenang, bahkan dia cenderung tidak merasakan gugup karena gadis tersebut sudah terbiasa menjadi pantolan. 

Alaina sendiri hanya memutar bola matanya jengah saat melihat sahabatnya Chiara mondar-mandir di depannya seperti setrika. Di tegur pun percuma, karena Chiara akan berkata, “Gue gugup, sumpah!!”

Gadis berbaju merah menyala itu menatap arloji ditangan, pukul 09.00 WIB dan festival akan segera dimulai beberapa menit lagi. Alaina dapat bernafas lega saat seluruh anggota dance sudah siap dan mantap. 

Karena acara tampak sudah dimulai maka anggota dance AWG bergerak pergi ke lapangan untuk bersiap-siap perform. Luna sendiri masih tampak tenang, gadis itu masih memperhatikan Chiara yang tampak lebih panik dengan keringat yang bercucuran di keningnya, padahal tampil pun belum. 

Anggota dance AWG bergegas ke dekat panggung, bersiap-siap untuk tampil. Tampak 15 orang dengan 7 cewek dan 8 cowok, mereka melakukan gerakan posisi masing-masing. Alunan lagu Ice ice baby by Vanilla ice terdengar, dance AWG meng–cover lagu tersebut dengan gerakan dan koreografi yang sangat sempurna dan membuat mata penonton terus tertuju penampilan mereka. 

Lagu berganti menjadi Hot pink by EXID. Dance AWG dengan cepat berlari keluar lapangan digantikan tim khusus dance AWG. Butterfly Dance meng–cover lagu tersebut dengan gerakan luwes dan sesuai latihan selama ini. 

Hingga lagu tersebut disentuh dengan gemelan. Butterfly Dance membuka baju dengan bersama-sama menampilkan pakaian double yang mereka pakai.

Gemuruh tepuk tangan terdengar cukup kencang membuat Alaina menyungging sebuah senyuman puas, gadis bersurai kucir kuda itu menoleh ke arah Luna dengan pandangan puas. 

“Aktiva, tuh, di bangku kedua sama teman-temannya.” Alaina menunjuk ke arah bangku penonton.

“Queen bee mana?” tanya Luna.

“Ada, tuh!” Alaina menepuk bahu Luna pelan, “Di urutan ke empat paling pinggir.”

Luna mengangguk-angguk, “Okey,”

“The Queen Bees, siap-siap sebentar lagi kaliannyaaa.” Ramita muncul dengan suara memerintah khasnya.

“Siap, kapten!!”

Sebelum penampilan final The Queen Bees adalah penampilan yang juga ditunggu-tunggu kalangan para kaum adam, orang-orang yang cantik dan sexsi lebih dominan di grup dance tersebut. 

Alunan lagu Tanah air-EDM X Gemelan terdengar maka dari itu penampilan The Queen Bees dimulai. Gerakan demi gerakan tradisional diaksen modern tampak menarik perhatian untuk dilihat. Bahkan banyak siswa-siswi yang mengabdikan moment tersebut melalui ponsel maupun kamera. 

Dan seperti biasanya, setelah penampilan The Queen Bees maka penampilan dari tim inti akan segera dimulai. Sebelum itu banyak siswa-siswi berbondong-bondong untuk mencari tempat yang tragis bertujuan agar merasa puas melihat tim inti perform.

Lihat selengkapnya