"Bangunlah, nggak ada yang sukses dikasur kecuali pelacur!"
Tubuh gadis itu menggeliat, mata cokelat terangnya pun terbuka. Lalu gadis itu bangkit dan terduduk di kasur, mengeryit bingung. Sama halnya dengan yang sudah-sudah, gadis itu akan merasakan sebuah hantaman keras di kepalanya ketika bangun pagi sesudah sebelumnya minum Alkohol.
Matanya berkunang-kunang, membuat gadis itu kembali tertidur dengan seluruh tubuh yang ditutupi selimut tebal.
"Bangun gadis sombong!" kata seorang cowok dengan menarik selimut hingga terlepas sampai kaki jenjang gadis itu.
"Hmmm..." gumam gadis itu malas.
"Bangunlah, nggak ada yang sukses dikasur kecuali pelacur!"
Tubuh gadis itu dipaksa untuk terbangun, dia memijat keningnya dengan pelan seraya berdecak pelan ke arah cowok tersebut.
"Nganggu banget, aku masih mau tidur, Tiv!" pungkas gadis itu.
"Bangun dan bersihkan diri kamu, abis itu kita sarapan." tegas Aktiva.
"Yaam—" gadis itu menghentikan ucapannya, dengan segera dia berlari ke kamar mandi.
Lunashya—nama gadis itu. Dia merasa sangat mual, rasanya ingin muntah sehingga dia memuntahkan isi perutnya di kloset.
"Hoeek....hoeekk...Astaga, sakitnyaaa."
"Kamu nggak papa?" tanya Aktiva yang datang menghampiri Luna dengan raut khawatir.
Luna hanya terdiam, dia masih merasakan kepalanya yang pusing berdentum. Gadis itu melenguh saat dirasakan sebuah tangan memijat tengkuknya dengan lembut, sejenak dia merasakan rileks kembali.
"Kalau nggak kuat minum tuh jangan coba-coba banyak minum, kan begini jadinya." tandas Aktiva dengan kesal.
"Iya, iya. Bawel!" Luna melirik Aktiva sekilas, "Aku mau mandi nih, kamu mau disini aja?" goda Luna dengan senyum miring.
Aktiva mengusap kepala Luna sekilas, "Nanti kalau udah sah." ucapnya kemudian pergi meninggalkan Luna yang tengah terkejut.
"Apaan sih, gaje." gerutu Luna.
***
Lunashya kembali dari kamar mandi setelah lima belas menit kemudian, tubuhnya hanya terbalut handuk pink miliknya, tanpa ada rasa canggung gadis itu mendekat ke arah Aktiva yang sedang menatapnya.
"By the way, kamu kok disini?" tanya Luna sambil memilah pakaian yang akan dia gunakan pagi ini. Setelah mendapatkannya dengan segera gadis itu kembali ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
Aktiva berjalan mendekat, "Aku nginap disini."
Mendengar hal itu sontak dia terkejut bukan main, "Lalu kamu tidur dimana?"
Aktiva yang sudah berada di depannya hanya menarik tangannya pelan, menyuruh untuk duduk di kursi meja rias.
"Sini biar aku sisir rambut kamu." lalu kemudian dia mengambil sisir, menyentuh pelan hingga rambut Luna rapi.
Luna terpana beberapa saat, “Aku laper nih.” aduh Luna dengan mengusap perut ratanya.
“Iya makanlah.”
Luna mengendus, “Malas masak.”
“Inti dari omongan kamu, kamu nyuruh aku masak kan?” Luna menyengir kuda membuat Aktiva mengacak rambut gadis itu gemas.
“Ih, kan udah dirapikan kenapa di rusak lagi, Tiv.” gerutu Luna dengan muka cemberut.
“Kan aku juga yang rapikan, perasaan.” Aktiva kembali merapikan surai pirang Luna.