La Douleur Exquise

Afiska Dila Ananda
Chapter #35

Chapter 35|Double date?

"Gue berusaha menutup luka, agar semua terlihat baik-baik saja."

Mereka berempat akhirnya sampai di salah satu pantai terkenal di Ibukota Jakarta, dan karena mereka datang di hari minggu maka keadaan pantai sungguh ramai. Namun berkat Niel yang sering kesini bersama Marseille selingkuhannya itu, mereka tidak perlu bersusah payah mencari pondok sebab Niel sudah menelepon salah satu kenalannya untuk memesan dua pondok sekaligus. 

Dua pasang kekasih segera turun dari mobil masing-masing. Suara ombak terdengar seakan sudah diperintahkan untuk menyambut kedatangan mereka. Luna dan Arimbilah yang terlihat antusias, mata indah mereka berbinar seperti anak kecil yang mendapatkan mainan yang sudah lama diincarnya. 

Sementara Aktiva dan Niel hanya bisa diam membisu menyaksikan betapa euphoria bahagia muncul di raut pasangan masing-masing. Niel-lah yang dahulu berjalan menghampiri Arimbi, menggandeng tangan Arimbi dan melangkah masuk menuju pendopo mereka. 

Kini gantian Aktiva yang merangkul pingang Luna dengan posesif, mengikuti langkah Niel dan Arimbi di depannya. 

"Aku nggak Suka kamu pakai baju ini." celetuk Aktiva membuat Luna menoleh dengan kening berkerut. 

"Kenapa, kelihatan jeleknya aku?"

"Iya, jelek banget malahan." 

"Seriusan? Kenapa nggak bilang sih kalau aku jelek pake baju ini?" gerutu Luna dengan wajah cemberut. 

Aktiva menghela berat, "Na, nggak pekanya?"

"Hah?"

"Aku tuh nggak suka kamu pakai baju itu karena banyak yang memperhatikan kamu. Perut kamu terekspor, dan aku nggak suka. Kamu itu milik aku, jadi aku nggak suka milik aku dilihat bahkan direbut."

Luna speechless mendengarnya, ia memalingkan wajahnya. Kedua pipi gadis itu bersemu merah, dia mengerjap dua kali untuk mencoba kembali ke alam sadar. 

"Kamu kenapa sakit? Pipi kamu kok merah, perasaan disini adem ayem aja deh." cetus Aktiva dengan khawatir. 

Luna menggeleng kuat-kuat, "Nggak papa."

"Jawaban andalan cewek." cibir Aktiva. 

Luna mengerutkan dahinya, ada apa dengannya, kenapa degup jantungnya berdetak dua kali lipat? Sekujur tubuhnya terasa panas, dan kedua pipinya bersemu merah. Sungguh ini pengalaman pertama seorang Luna, maka boleh jujur dia tidak tahu apa yang terjadi dengannya. 

Apakah dia udah mulai jatuh cinta? 

***

"Kami ke pinggiran pantai dulunya." celetuk Luna kepada Niel dan Arimbi yang dibalas anggukan singkat. 

Luna tersenyum senang. Dia dan Aktiva berjalan beriringan menuju ke pinggiran pantai. Aktiva masih merangkul pingang Luna, malah semakin erat dan dekat membuat gadis itu sedikit risi dan tersipu malu. 

Luna dan Aktiva memilih untuk duduk di atas pasir menikmati ombak dan semilir angin yang menerpa wajah mereka berdua. 

"Aku baru pertama kali ini ke pantai, setelah tiga tahun nggak kesini." aku Luna membuka pembicaraan. 

Aktiva menoleh, "Kok?"

"Udah tiga tahun aku nggak ke pantai, dan ini pertama kalinya aku ke pantai. Dulu banget aku selalu minta piknik ke pantai, aku sama kakak aku suka banget pantai. Bokap sama nyokap orang yang sibuk, tapi sesibuk apapun mereka selalu bisa meluangkan waktu di hari libur." Luna tersenyum tulus membayangkan kejadian demi kejadian yang terjadi di masa lalu. 

"Aku dan kakak kembar aku selalu memilih wisata ke pantai, kenapa? Karena pantai adalah tempat romantis, keluarga kami yang sibuk bisa dirasakan disaat-saat ke pantai. Kami berkumpul, main pasir bangun istana, sampai berenang."

"Kalau begitu selama tiga tahun yang kemana kalian?" tanya Aktiva merasa tertarik dengan cerita kehidupan pacarnya.

Luna tersenyum hampa, "Nggak kemana-mana."

"Kok gitu?"

"Tepat tiga tahun yang lalu, minggu sore. Kami pergi ke Bali, menikmati sunset bersama-sama." Luna memandang ke hamparan ombak dengan tatapan kosong. 

"Dan aku nggak pernah menyangka bahwa itu adalah wisata terakhir kami, pergi ke pantai untuk terakhir kalinya."

"Apa yang terjadi?"

Lihat selengkapnya