“Biarkan aku saja yang pergi, tetaplah bersamanya. ”
Pada faktanya, setiap orang akan menyakitimu. Kamu hanya harus menemukan orang-orang yang berharga untuk menanggung derita karena mereka.
Sebaik apapun hubungan kita dengan seseorang dan sesempurna apapun orang tersebut, akan selalu ada saat ketika saling mengecewakan atau melukai. Begitulah setiap dinamika hubungan dan kehidupan. Adakalanya semua terasa sempurna, adakalanya kita berdiri di persimpangan jalan atau bahkan harus berkelahi berhadapan.
Yang harus kita lakukan hanyalah memastikan bahwa kita memilih orang-orang yang tepat. Menjadi sakit hati karena seseorang yang berharga akan terasa indah pada waktunya. Sisanya, yang menyakitimu tapi pernah memperlakukanmu dengan benar, tak pernah sungguhan memperdulikanmu, tinggalkan saja!
Lunashya seharian penuh tidak menemukan konsentrasinya sepanjang pelajaran berlangsung. Gadis itu lebih sering melamun daripada mendengarkan atau mengikuti kelas, bahkan gadis itu beberapa kali mendapatkan teguran dari guru yang mengajarinya di kelasnya.
Alaina dan Elnara yang sekelas hanya menelangsa melihat sahabatnya terpuruk. Mereka bahkan tidak bisa berbuat apapun saat guru kesayangan gadis itu menegur dan mengusir secara paksa keluar kelas.
“Lunashya,” tegur Miss Claudia—wali kelas yang merangkap guru pelajaran matematika sekaligus guru kesayangan gadis yang diserunya.
“LUNASHYA AINSLEY KENSKY!!” panggil Miss Claudia lebih keras disaat gadis yang diserunya tidak menunjukkan sedikit reaksi.
“Yes, Miss,” Sahut gadis itu dengan malas.
“Kamu melamun di jam pelajaran saya.” helaan nafas kasar terdengar dari Miss Claudia. “Miss bahkan mendapatkan laporan dari beberapa guru mata pelajaran hari ini, jika kamu tidak konsentrasi dalam belajar, rigth?”
Hening.
Miss Claudia memijat pangkal hidungnya, “Kamu sedang dalam masalah, Luna?”
“No.”
Alis Miss Claudia bertautan saat mendengar jawaban singkat dari murid kesayangannya tersebut. Sudah jelas bahwa gadis itu tengah dirundung masalah, dan bukan kapasitas untuknya ikut campur masalah muridnya.
Tapi saat mendengar beberapa laporan dari guru hari ini bahwa Lunashya tidak konsentrasi dan lebih sering melamun, pandangan kosong dan jika ditanya hanya kekosonganlah yang didapat seperti saat ini.
“Miss tidak akan ikut campur dalam masalah kamu, tapi jika kamu butuh teman cerita Miss selalu ada untukmu.” Miss Claudia tersenyum.
“Sama kami aja nggak mau cerita Miss, yang notebene sahabatnya. Apalagi Miss yang cuma wali kelas dan guru pelajaran favoritnya.” gerutu Elnara dengan nada kesal.
Hidung Miss Claudia melebar, “Siapa yang menyuruh kamu bicara, Elnara?” Nara menyengir kuda.
“Kamu memang murid berprestasi, Luna. Tapi jika kamu membuat kesalahan bukan berarti kamu di istimewakan.” Miss Claudia menatap Luna dengan serius, “Seperti yang lainnya jika berbuat salah dimata pelajaran saya, maka akan Miss keluarkan dari kelas. Dan silahkan kamu keluar Lunashya, Miss harap kamu tidak melakukan kesalahan kembali.”
Gadis itu hanya mengangguk kemudian melangkah keluar kelas. Miss Claudia hanya mampu menghela berat, entah masalah apa yang tengah dihadapi murid kesayangannya itu, yang pasti gadis itu dalam keadaan yang tidak baik.
“Miss, cuma menyuruh Luna keluar, bukan kamu Elnara.” tegur Miss Claudia disaat melihat siswanya yang bermata hijau itu berdiri.
Nara kembali menyengir, “Saya kan teman yang baik Miss. So, saya mau menemani Luna.”
“Nggak ada. Kembali duduk kamu, jangan buat macam-macam atau Miss akan mengurangi poin kamu 50%, mau?” ancam Miss Claudia.
Nara melotot, “Iya jangan Miss.”
“Duduk kembali jika begitu!!”