La Douleur Exquise

Afiska Dila Ananda
Chapter #47

Chapter 47|The Wedding.

"Lepasin, relain, jauhi, ikhlasin. Dia milik orang lain."

Hari demi hari dilalui banyak sekali cerita indah, cerita sedih, dan cerita tentang merelakan orang yang disayangi demi kebahagiaan pasangan bagi Lunashya, Tsamara dan Tsamira. Ujian demi ujian pun sudah terselesaikan dua minggu yang lalu, pembagian raport pun sudah berlalu tiga hari yang lalu. 

Untuk Lunashya—gadis itu tetap tidak pernah berubah. Dia selalu menduduki juara dua di kelasnya, dengan Alaina juara satu. Dia juga mendapatkan juara paralel diangkatannya, dan nilai yang rata-rata hampir sempurna.

Sedangkan Aktiva—cowok itu juara kelas, dan beritanya lagi dia lulus kelas akselerasi sehingga tahun selanjutnya dia sudah masuk Universitas sementara teman-temannya kelas XII. 

Tentang Tsamara—gadis itu semakin antusias dan juga bahagia. Amara dan Aktiva melakukan prewedding, memilih gedung untuk repepsi bersama, dan lain sebagainya yang dilakukan bersama-sama.

Finaltynya hari ini. Hari dimana Aktiva akan mengucapkan kalimat Ijab Qobul di depan semua orang yang hadir di acara pernikahannya. Setelah melakukan kesepakatan antara dua keluarga, akhirnya acara sakral tersebut akan dilakukan di sebuah mesjid yang berada di Ibukota. 

Aktiva tersenyum sendiri saat melihat bayangannya di cermin. Kini dirinya berada di depan cermin besar di belakang mesjid yang memang sengaja dibawa oleh penata rias. Beberapa hari yang lalu dia dan keluarganya sudah melakukan beberapa acara yang sunnah dilakukan seperti pengajian, siraman dan sebagianya menurut adat keduanya. 

Untuk hubungan Aktiva dan Lunashya masih sama, canggung. Aktiva masih kaku dan merasa tak pantas untuk menyapa atau menatap iris cokelat terang itu saat mereka tak sengaja bertemu dibeberapa tempat.

Namun beda dengan gadis itu, dia seakan menutupi sesuatu. Walaupun gadis itu tersenyum dan menggangguk sekilas saat mereka bertemu atau sekedar berpapasan, tapi bagi Aktiva itu hanya Formalitas semata. 

Gadis itu pandai memalsukan senyuman dan juga bersandiwara bahwa dia baik-baik saja. Namun Aktiva cukup bersyukur karena dirinya sendiri pun tidak tahu harus bersikap bagaimana kepada gadis itu, kejadian demi kejadian, kenangan demi kenangan bersama gadis itu sudah berusaha dia tepis. 

Aktiva tak memungkiri, selama hari-hari sebelum pernikahannya kini. Perasaan cintanya kepada Amara telah kembali seiring kebersamaan mereka, bahkan dia kembali berdebar kencang saat bersama Amara. Aktiva yakin bahwa dia masih mencintai Amara.

Dan itu membuat Aktiva sedikit melupakan semua tentangnya dan Luna. Namun walaupun begitu, Aktiva masih tetap menyimpan nama gadis bermanik coklat terang itu ditempat khusus dihatinya.

Gadis itu akan menjadi wanita yang pernah mengisi hatinya dan membuatnya bahagia, maka dari itu Aktiva menghargai penuh gadis itu dan memberi relung hatinya untuk tetap ditempati gadis itu. 

"Gimana udah siap jadi bapak?" Aktiva tersentak kaget ketika pintu disampingnya dibuka oleh seseorang. 

"Nggak bisakah lo mengucapkan salam," gerutu Aktiva. 

"Assalamualaikum, calon bapak." salam Kent dan Bumi bersamaan. 

Ya, orang itu adalah sahabat Aktiva; Bumi, Kent, dan Angkasa. 

"Lambat!"

"Yee, setidaknya kami masih mengucapkan salam daripada Bumi." sergah Kent merasa tak menerima. 

"Ya, kami juga tau ini mesjid jadi harus jaga sikap," tambah Angkasa. 

"Gue tadi udah ucap salam," Bumi tersenyum simpul, "Pas masuk mesjid tadi."

"Wooooo!!" sorak Kent, Angkasa dan Aktiva bersamaan. 

"Sok kompak lo pada," decih Bumi. 

"Biarin."

"So, udah siap jadi bapak nih?" goda Kent. 

Aktiva tersenyum tipis. 

Kent memicing mata, "Coba lo baca akad nikah untuk Ijab Qobul, gue mau dengar." pintanya. 

Lihat selengkapnya