Seorang gadis juita berjas almamater navy berjalan melewati kolidor sekolah yang tengah ramai. Surai pirang yang biasanya dicepol asal kini telah sepenuhnya terlepas menjadi tergerai dengan bergoyang-goyang mengikuti aluran angin yang tertiup kencang siang ini.
Dengan sebuah buku dairy usang berwarna pink yang kini berada di tangan sebelah kanannya, Lunashya—gadis itu memasang wajah poker face di sepanjang kolidor.
Kegiatan yang dia urus dihari pertama masuk sekolah ditambah kegiatan MPLS cukup menguras tenaga, setelah mengurus persiapan MPLS seminggu sebelum masuk sekolah baru hari ini gadis itu bisa berleha-leha.
Belum lagi mengingat ada kejadian yang baru saja dialami di lapangan utama tadi pagi, dimana seorang laki-laki yang mengaku bernama Pangeran mengungkapkan perasaannya kepada gadis itu.
Masalahnya bukan hanya sekedar mengungkapkan perasaannya, melainkan laki-laki tersebut membuat ultimatum bahwa gadis itu sekarang miliknya seakan menegaskan tidak ada kesempatan untuk gadis itu mengulurkan kata barang untuk bilang, tidak.
Lunashya—gadis yang kini lebih dikenal dengan sebutan Nashya. Gadis yang selalu memasang wajah poker face, melenyapkan tatapan teduh dan sikap tenangnya. Kini dia menjadi lebih angkuh, arrogant dan sombong.
Hanya mau berbicara dan berteman kepada orang yang setara dengannya, namun walaupun begitu jauh dalam hatinya dia melakukan hal tersebut hanya untuk menutupi rasa sakit yang dia alami beberapa bulan yang lalu.
Nashya—gadis itu menghentikan langkah kakinya. Mendadak dia jadi teringat cowok beriris hitam legam yang saat ini telah pergi meninggalkannya dan juga Indonesia.
Gadis itu menatah sendu dan berjalan mendekati sebuah kursi taman belakang sekolah dimana tempat itu menjadi saksi bisu semua kenangan demi kenangan yang mereka ciptakan.
Gadis itu kini sudah duduk, dibangku biasa, bangku favorit mereka dulu. Dia membuka buku dairy yang terlihat usang yang warna pinknya sudah kelihatan memudar yang kini lebih tampak seperti warna putih. Dairy itu dulu milik Lady, namun kini sudah berpindah tangan menjadi milik Nashya.