DIKEJAR DOSA

Donny Sixx
Chapter #9

Cantik

“Tunggu!” Seruan halus nan indah menyambangi gendang telinganya. Mengalun pelan, enak didengar. Bagi siapa saja yang mendengarnya dijamin akan bermimpi buruk. Sebab, suara itu melantun indah, seindah daun bunga melati berguguran di tengah malam. Nada suaranya menyerupai pisau belati tajam, mudah menyayat telinga dan mengoyakkan pendengaran.

Suara tersebut layaknya ingin menahan Ratna Mewangi supaya tidak menjauh. Seketika ia meredam langkah kakinya. Ia jadi bingung dan berpikir-pikir sebab dari tadi si hantu perempuan tak mau bicara, tapi mendadak ada secuil suara berkumandang. Lalu, ia memandang ke belakang. Si hantu perempuan telah menghilang.

Ia membalikkan lagi pandangannya ke depan. Suara yang sama kembali memanggil dari belakang. “Jangan pergi!” Di situ ia tahu, kalau itu adalah suara si hantu perempuan. Ia menengok kembali ke belakang. Si hantu perempuan itu telah ada sambil tersenyum padanya.

Ratna Mewangi memasang wajah datar, seolah ia tidak mau menanggapi senyuman manis si hantu perempuan. Tapi mendadak kegugupan itu datang dengan sendirinya. Ia gemetaran dan detak jantungnya mulai berpacu. Ia mengucurkan keringat, sewaktu ia melihat, si hantu perempuan melayang di atas tanah menghampirinya.

Seluruh tubuhnya terbujur kaku dan tak bisa bergerak. Keram menjalar ke seluruh tangan serta kakinya. Mulutnya susah dibuka, sama halnya dengan orang yang sedang mengalami ketindihan. Sebab senyuman manis dari si hantu perempuan, seolah-olah telah membunuh jiwanya sesaat. Si hantu perempuan itu kemudian menggenggam kepala Ratna Mewangi.

Ia semakin gemetar luar biasa. Napasnya berkelebat kembang kempis, dan hampir saja kencing di celana untuk kedua kalinya. Memaksa matanya untuk bisa leluasa bergerak. Si hantu perempuan sepertinya akan memberikan sebuah penglihatan yang begitu mengerikan, dari kisah hidup seorang perempuan cantik di masa lalu.

Si hantu perempuan itu akhirnya bicara dengan suara lembut, “Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan kepadamu.” Senyum manis sang hantu, tiba-tiba memudar dan menjadi suatu senyum menakutkan. Si hantu perempuan menancapkan kukunya yang tajam di kepala Ratna Mewangi. Ia lalu mengerang kesakitan.

Kepalanya serasa dilubangi ratusan paku-paku kecil. Ia menutup mata menahan sakit, sebelum air matanya menetes keluar. Ia tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah, dan ia tak tahu apa yang akan diperbuat si hantu perempuan padanya. Itulah kesialan terburuk dirasakannya paling sakit dan mungkin lama baru lenyap.

Itu sudah mendarah daging padanya sebagai seorang perempuan sial. Sekali lagi hidup Ratna Mewangi berada di ambang kematian. Tiba-tiba, si hantu perempuan menghilang dan tubuhnya terlempar ke batang pohon besar. Ia terbentur dengan sangat keras terus kejang-kejang. Bola matanya memutih dan mulutnya mengap.

Lihat selengkapnya