Dikutuk

Bulan Separuh
Chapter #1

SATU

"MAAAAAK..."

Sore itu di pinggir sebuah lapangan tempat anak-anak biasa bermain kasti, terdengar jeritan seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun.

Seketika anak-anak lain heran. Mereka saling beradu pandang dengan mata membulat.

"Si Yoyo kenapa ya?"

"Ga tahu. Tu anak disuruh ambil bola kasti malah teriak-teriak gitu."

"Jangan-jangan dia ngelihat kuntilanak, lagi, Peh?"

"Mulutmu sembarangan aja! Ayo, Dar, Cun, kita samperin Yoyo!"

"Aku mah ogah! Memang bener, tahu, kalau di kebon sebelah sana tuh suka ada kuntilanak. Apalagi sebentar lagi mau magrib."

Sementara keempat teman sebaya anak laki-laki itu berdebat, dia, Yoyo, tengah berhadapan dengan sesosok makhluk yang membuatnya membeku.

Keringat dingin mengucur diiringi gigilan di sekujur tubuhnya. Sangking tak kuat menahan rasa takutnya, ia pun membasahi celananya dengan cairan berbau pesing. Cairan itu mengalir hangat menyusuri bagian dalam kedua kaki ringkihnya yang gemetaran.

Sebuah bayangan dengan warna dominan putih sehalus helaian kain melayang setinggi lima meter di antara batang-batang pohon karet. Sosok itu punya rambut yang terjuntai panjang, wajahnya pucat pasi, mulutnya hitam menganga seolah hendak berkata-kata.

Sosok itu menjulurkan tangannya yang kurus dengan kuku-kukunya yang panjang dan hitam. Seolah ia ingin menjangkau anak laki-laki itu.

"Jangaaan... Huhuuu... Jangan..." gumam anak laki-laki itu dengan air mata yang membasahi pipinya. Ia begitu ingin pergi dari sana tapi ia tak dapat menggerakkan apapun kecuali kelopak matanya.

Senja semakin menggelap. Derik-derik ranting yang bergesekan menampilkan tarian-tarian yang seram. Tiada apapun bahkan sedang tak ada angin, tapi dingin begitu menusuk sampai ke tulang.

Sepasang mata sayu pada sosok menyeramkan itu mendekat. Seberkas wajah yang seolah sudah menangis lama sekali, begitu sembap, begitu murung. Perlahan ia pun merintih.

"Hiks... hiks... Nak... Siniii, Nak... Kemariii..." Suara wanita dengan nada penderitaan yang teramat pilu itu memanggil-manggil anak laki-laki itu.

Sekeliling anak laki-laki itu diselimuti kabut. Ia tidak dapat melihat apapun, bahkan orang lain yang datang pun tak bisa melihatnya.

"YOYOOO... YOYO, KAMU DIMANAA?" Suara nyaring seorang anak perempuan disusul dengan suara anak-anak lain membuat sosok wanita menyeramkan itu menoleh.

"YOYOOO..."

"YOOO..."

Anak-anak sebayanya masih memanggil-manggilnya.

Sosok wanita menyeramkan itu nyaris memeluk anak laki-laki itu dan ia pun melepaskannya. Ia menghilang di pekatnya kabut.

Lihat selengkapnya