Pernahkah engkau percaya jika keajaiban Tuhan itu benar adanya? Aku pun ingin mempercayainya, tapi terkadang Tuhan mempermainkanku.
.
Sinar matahari menerpa kulit seorang gadis disaat Ia sedang duduk di halaman depan rumah, tepatnya di sebelah pohon bunga sakura, orang sering menyebutnya dengan nama sakura Jawa. Kepalanya menengadah ke atas, menatap ke arah langit yang berwarna biru muda itu. Sorot matanya sedikit melirik ke arah daun pohon sakura yang bergoyang-goyang karena terpaan angin.
Dipejamkan matanya sejenak, dan menikmati paparan panas dari sinar matahari. Memang semakin panas jika dirasakan, namun itu membuatnya nyaman. Tiba-tiba satu kelopak bunga sakura pun jatuh, tepat di wajahnya. Kemudian Ia pun langsung bisa merasakan harum semerbak serbuk sari dari bunga sakura itu. Dibuka matanya perlahan, dan diambil pula bunga sakura itu.
"Apa rencana Tuhan selanjutnya tentang hidupku?" Gumamnya dalam hati.
Namanya Belvina, Ia adalah gadis desa yang tidak banyak orang tahu-menahu mengenai dirinya. Belvina atau biasa dipanggil dengan nama Vina itu lulus Sarjana S1 dengan program studi Bahasa dan Sastra Indonesia dibidang pendidikan. Tapi dirinya tidak ingin jika harus bekerja sebagai guru.
Memang terdengar aneh, tapi begitulah kenyatannya. Entah mengapa, Belvina selalu berpikir bahwa menjadi guru itu sangat membutuhkan tenaga ekstra untuk mengajar peserta didik yang susah untuk diatur. Maka dari itu, Ia memutuskan untuk bekerja dibidang lain saja.
Belvina sangat menyukai alam yang diciptakan oleh Tuhan, walaupun setiap pagi Ia hanya bisa melihat langit, matahari, pohon sakura Jawa dan pohon mangga itu sudah membuat hatinya senang dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan padanya selama ini. Dan kali ini, gadis itu hanya ingin meminta satu hal kepada Tuhan, kalau dikabulkan ya Alhamdulillah, kalau tidak ya tidak apa-apa, pikirnya.
“Aku pernah bermimpi untuk menjadi pegawai Bank ternama di Indonesia. Tapi setelah aku mendaftar menjadi pegawai bank, selalu dan selalu saja ditolak. Lagi-lagi Tuhan mempermainkan hidupku, aku bingung ingin bekerja dimana lagi karena ijazahku hanya layak untuk menjadi guru saja. Aku bingung, haruskah aku bekerja di perusahaan lain?”
_
Di perjalanan dari Kota Kendal menuju ke arah Jakarta, cuaca sangat cerah, orang-orang pun berlalu-lalang melewati jalanan ramai itu dengan menggunakan kendaraan mereka, khususnya mobil. Seakan ingin berlomba satu sama lain untuk segera sampai pada tujuan mereka. Salah satunya adalah mobil yang ditumpangi lelaki berusia 27 tahun.
Dia mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata karena ingin segera sampai pada tujuannya, yaitu kota Jakarta Pusat. Demi menuruti keinginan Sang Kekasih yang selalu menuntut sana-sini untuk segera dituruti segala kemauannya. Bahkan mengantarkannya ke ujung samudra sekali pun akan lelaki itu lakukan demi kekasih tercintanya itu. Dering suara ponsel lelaki itu berbunyi dan menampilkan nama dari kekasihnya, yaitu Raya.
"Halo, Sayang. Kamu di mana? Kenapa lama sekali sih? Aku sudah lama menunggumu disini, tahu!" Nada suara Raya terdengar nyaring di telinga lelaki itu.
"Iya sebentar, Sayang. Aku sedang di perjalanan menuju Jakarta. Kau tunggu saja ya, mungkin sekitar setengah jam lagi akan sampai." Bohong! Semua itu hanya kebohongan belaka untuk meyakinkan kekasihnya supaya tidak marah padanya.