Keranda mayat
Oleh : Terajaana
Dudi, kaget bukan kepalang, menemukan dirinya tiba-tiba ada dalam kurungan yang ia hapal betul. Keranda mayat.
"Astaghfirullah!" Serunya sambil tergesa keluar dari kuruangan keranda. Dia melihat sekelilingnya. Dia masih berada di dalam masjid. Bahkan posisinya masih di tempat yang sama saat ia tidur-tiduran yang berujung tidur beneran sampe pulas banget. Dia lihat sekeliling yang sudah tak seramai sebelumnya. Wawan tertawa melihat Dudi yang masih shock, menatapnya kosong. "Udah bangun, Dud?" Tanya Wawan sambil terkekeh.
Aki Hanan yang tengah melantunkan takbir, terlihat khusu sampai tidak memperdulikan sekitarnya. Raut wajah shock Dudi berangsur pudar dan berganti dengan kebingungan. Dudi pergi begitu saja dari masjid meninggalkan Aki Hanan dan Wawan.
***
Susana mesjid terasa tenang walaupun penuh sesak oleh jamaah yang melaksanakan solat ied. Dari podium, Aki Hanan tengah memaparkan arti maaf memaafkan beserta keberkahannya.
HUWEKZ...
Tiba-tiba Dudi muntah. Posisinya yang berada di tengah, langsung membuat jamaah mengurai seperti segerombol semut yang kejatuhan air di tengah kerumunanya. Suasana khutbah solat ied yang tadi tenang, seketika menjadi riuh, ricuh karena Dudi tidak hanya muntah. Badan Duni mulai kejang-kejang di tambah cairan berbusa yang tiba-tiba keluar dari mulutnya.
Dari sekian banyak jamaah yang hadir, tidak satupun yang berani mendekat. Mereka hanya menontoninya dengan tatapan khawatir sekaligus heran. Sampai akhirnya Dudi terkulai lemah. Dudi, pingsan.
***