Dimensi Tak Terjamah

Nenghally
Chapter #4

Tragedi

Belum sempat Naya menjawab panggilan Jake, tiba-tiba suara jeritan menggema dari sudut kelas. Semua mata langsung tertuju pada seorang siswa yang mendadak berdiri dengan gerakan kaku. Wajahnya pucat, matanya melotot tanpa fokus, seperti tidak sadar akan apa yang terjadi di sekitarnya.

"Kalian semua harus pergi... DIA datang... KALIAN HARUS PERGI!" teriaknya dengan suara serak, penuh amarah dan ketakutan.

Naya terpaku di tempat, tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Liya menggenggam tangannya erat, napasnya terdengar gemetar.

"Itu si Jinu... dia kenapa? Dia nggak biasanya kayak gini!" bisiknya panik.

Jinu, yang biasanya pendiam dan tak pernah menonjol, tiba-tiba berlari ke luar kelas dengan kecepatan luar biasa. Seluruh siswa menatap dengan bingung, sebagian mencoba mengejar, tapi langkah mereka terhenti oleh suara Jake yang menggelegar.

"Jangan ikut campur! Tetap di sini!" perintahnya tegas, membuat semua orang membeku.

Namun, Naya tidak bisa tinggal diam. Hatinya gelisah. Tanpa mempedulikan apa yang dikatakan Jake, dia berlari mengejar Jinu, sementara Liya dan beberapa siswa lain memanggil namaku, mencoba menghentikanku.

Di lorong, Naya melihat Bastian sudah mencapai tangga yang mengarah ke atap gedung sekolah. Dia berlari seperti orang kesurupan, mulutnya terus menggumamkan kata-kata aneh yang tidak di mengerti.

"Tunggu! Jinu, kamu mau apa?" teriak Naya, tapi dia tidak merespons.

Naya mendengar langkah kaki lain di belakangnya, yang tak lain adalah Jake. Dia menyusul dengan ekspresi dingin seperti biasa, tapi ada sesuatu di matanya yang berbeda kali ini, seperti dia tahu apa yang sedang terjadi.

Mereka berdua tiba di atap tepat ketika Jinu berdiri di tepi gedung, tubuhnya bergoyang tertiup angin. Suara bisikan aneh terdengar di udara, seperti berasal dari dunia lain.

"Aku harus pergi... mereka menungguku... Aku tidak ingin jadi korban..." gumam Jinu, matanya kosong menatap ke bawah.

Naya merasa tubuhnya gemetar. "Jinu! Jangan lakukan itu! Kita bisa bantu kamu!"

Jake melangkah maju, menghentikan Naya dengan tangan terangkat. "Dia tidak mendengar kita. Ini bukan dia."

Naya menoleh bingung. "Maksudmu apa? Siapa yang mengendalikan dia?"

Sebelum Jake bisa menjawab, Jinu tiba-tiba menoleh ke arah mereka dengan senyum mengerikan, bukan miliknya. "Kalian semua akan mati."

Dan dalam sekejap, dia melompat.

Naya menjerit, tapi Jake bergerak cepat, mengayunkan tangannya ke udara seperti mengendalikan sesuatu. Angin kencang tiba-tiba berhembus, menghentikan tubuh Jinu di tengah lompatan. Dia melayang beberapa detik sebelum jatuh perlahan ke tengah lapangan, pingsan.

Naya menatap Jake dengan mulut terbuka, tidak percaya apa yang baru dia lihat. "Apa yang barusan kamu lakukan?" tanyanya, suaranya nyaris berbisik.

Jake menatapnya dingin, wajahnya tanpa ekspresi seperti biasa. "Kamu seharusnya tidak datang ke sini, Naya..."

Lihat selengkapnya