Matahari mulai terbenam berganti dengan naiknya sang bulan. Yena masih saja di dalam kamarnya, menghabiskan waktu untuk hal yang sudah menjadi kebiasaannya. Membaca buku dan ditemani earphone yang menancap di kedua telinganya.
Terdengar pintunya dibuka oleh seseorang yang tak lain adalah Bangchan. Bersama dengan 2 cangkir yang masih mengepulkan asap dan sepiring kue, Bangchan menyapa sang adik.
“Dek” Bangchan.
“Nih cokelat panas sama kue kesukaan kamu” tambah Bangchan.
“Iya makasih bang, abang udah tau kalo tetangga kita Ayen?” tanya Yena.
“Udahlah” jawab Bangchan.
“Kok nggak bilang?” tambah Yena.
“Ntar juga kamu tau sendiri, toh kalian juga satu sekolah bahkan satu kelas kan?” tutur Bangchan.
“Hooh. Papah belum pulang?” tanya Yena, lagi.
“Bentar lagi paling. Dek, abang tidur disini ya?” jawab Bangchan.
“Iya dah” Yena.
“Abang pinggir jendela aja dek” pinta Bangchan.
“Eh?” Yena.