“Terus?” tanya Bangchan.
~**~
Yena beristirahat di kamar Bangchan sekarang. Ya, semenjak kejadian malam tadi, ia dan Bangchan bertukar kamar atas perintah kedua orang tua mereka. Pasalnya, sosok yang berasal dari rumah besar itu bukan sosok sembarangan. Dia bisa menghasut manusia untuk mengikutinya dengan cara apapun, termasuk membunuh dirinya sendiri. Keluarga Bang dan keluarga Ayen cemas jika Yena bisa terhasut olehnya dan melakukan hal yang mengerikan.
~**~
Keesokan harinya~
Pagi ini tidak seperti pagi biasanya di keluarga Bang, Tn. Bang memutuskan untuk tidak ke kantornya dan Ny. Ahn hanya dirumah bersama suami dan putrinya. Sedangkan Bangchan harus tetap pergi ke kampus. Ya, hari ini Yena ijin untuk tidak pergi ke sekolah. Izinnya tentu saja dititipkan pada Ayen, siapa lagi.
“Dek, makan dulu ya” Ny. Ahn
“Iya mah” Yena
“Papah kesitu, tunggu bentar” Tn. Bang
“Iya pah” Yena.
Semenjak peristiwa itu terulang, Tn. Bang dan Ny. Ahn, bahkan Bangchan lebih protect pada Yena. Ayen pun hanya menatap melas pada sahabat karibnya itu, ia tak tega dengannya. Jika saja ia bisa melihat juga seperti Yena, ia akan menukarnya untuk sosok rumah besar itu.
Sekolah
Ayen berjalan sendirian ke sekolah hingga akhirnya ia sampai di kelasnya. Kelas pagi ini masih cukup sepi, karena Ayen memang pergi lebih pagi dari biasanya. Ayen menuju tempat duduknya dengan lesu, Hwall, Sunwoo dan Eric melihat Ayen heran,