Yena keluar dari kamarnya, menghampiri Ayen yang bersama dengan Hwall dkk di ruang keluarga. Sedangkan Bangchan ke dapur untuk memberi jamuan untuk teman-teman Yena. Belum sampai di ruang keluarga, terdengar teriakan Yena yang membuat semua orang dirumah itu terkejut. Sontak, mereka langsung mendatangi asal suara. Dan mereka terkejut melihat Yena yang sudah terjatuh di salah satu anak tangga, untungnya Yena masih sanggup menopang tubuhnya. Mereka segera menuntun Yena duduk di ruang keluarga.
“Dek, mana yang sakit” Bangchan.
“Minum dulu Na” Ayen yang dituruti oleh Yena.
“Makasih Yen. Kaki yena yang sakit, untungnya bocah yang di kamar nopang Yena tadi” terang Yena yang masih sedikit kaget hingga lupa bahwa ada Hwall dkk disana.
“Bocah? Bukannya kata Ayen kalian cuma berdua dirumah? Gue juga cuma liat Yena tadi ” tanya Hwall bingung.
“Eh, bocah yang gue maksud itu gue sendiri. Iya gue sendiri” elak Yena.
“Maaf Na, gue nggak percaya sama lo” jawab Hwall.
Mendengar perkataan Hwall, Yena hanya bingung dan melihat ke arah Ayen dan Bangchan bergantian. Meminta bantuan untuk menjelaskannya pada Hwall dan yang lainnya. Beruntungnya Ayen dan Bangchan mengerti apa yang sedang Yena pikirkan.
“Gini, kalian deket kan?” tanya Bangchan