Yena berjalan menuju perpustakaan sembari membaca catatan kecil yang dibawanya. Ia diberi tugas oleh guru untuk mengambil beberapa buku untuk pembelajaran selanjutnya.
Brukk!!
Ia menabrak seseorang yang sedang mengobrol dengan beberapa temannya. Penyebabnya adalah karena ia tak memerhatikan jalannya.
“Maaf kak” bungkuk Yena meminta maaf.
“Iya nggak papa. Loh dek?!” jawab orang itu yang ternyata Kevin
“Eh kak Kev, maaf ya kak. Hehe” ucap Yena.
“Mau kemana?” tanya Kevin.
“Mau ke perpus ambil buku disuruh Pak Sehun” jawab Yena
“Yaudah Yena duluan ya kak Kev. Maaf buat tadi” tambah Yena.
“Iya tapi...” Kevin belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Yena sudah masuk saja ke perpustakaan.
“...... ada Changmin lagi latian soal sama Pak Sehun” lanjut Kevin.
Yaudahlah biarin, toh lumayan bisa bantuin Yena nanti –batin Kevin.
Yena segera melanjutkan tugasnya memasuki perpustakaan. Suasana perpus kali ini tidak terlalu ramai tapi tidak terlalu sepi, ada beberapa siswa yang sedang belajar disini. Yena melihat catatan kecilnya lagi, lalu mencari dimana letak buku yang dimaksud. Beberapa buku sudah berhasil ditemukannya dan diletakkan di salah satu meja baca. Tinggal satu buku yang tersisa, ia harus segera mencarinya sebelum bel berbunyi.
“Emmm harusnya sih di rak ini” ujar Yena sendiri sambil terus mencari buku terakhir.
“Ah itu. Mari kita ambil” ucap Yena yang berusaha mengambilnya.
“Duh tinggi amet sih, buku terakhir padahal. Sebel gue, andai Haknyeon disini pasti udah bantuin gue. Kemane sih tu bocah, biasanya juga ngintil gue kemane-mane kecuali toilet” gumam Yena.
Sampai ada satu tangan yang mengambil buku itu, tapi seharusnya Yena lah yang mendapatkannya duluan. Ia tidak terima karena tak mau usahanya sia-sia. Ia membalikkan tubuhnya berniat untuk menggertak orang yang sudah mengambil bukunya. Tapi sepertinya...
“Eh itu kan gue dulu yang nemuin. Nggak bisa main ambil gitu aja dong” tuturnya emosi.