The Journey of My Life | Dimension

Anisatul Wafiroh
Chapter #27

17.2. Bulan yang indah disaat sang Bintang pergi entah kemana

Pukul 15.00

Waktu menunjukkan pukul 15.00, saatnya para siswa kembali ke rumahnya masing-masing. Terkecuali untuk beberapa siswa yang ada jadwal ekstrakurikuler. Contohnya Changmin dkk, Ayen dkk dan Remi dkk.

Kelas 2-5

“Na lo ikut kita ekskul ya. Nggak mau gue ninggal lo sendirian lagi, atau ikut Ayen?” ujar Remi.

“Ayen bukannya latian buat lomba ya Mi” ucap May.

“Oiya. Ayen persiapan buat lomba. Mendingan lo ikut Remi sama gue aja deh. Kasian May udah ditunggu anak musik” tutur Kokoro.

“Yaudah. Maaf ya gue ngrepotin kalian jadinya” ujar Yena.

“Nggak kok Na, kita seneng bisa temenan sama lo. Yaudah gue duluan ya” jawab May lalu pergi meninggalkan mereka.

“Na lo nggak perlu ngrasa kek gitu. Lo itu sahabat kita jadi tenang aja, kita selalu bareng sama lo. Jangan ada yang disembunyiin dari kita pokoknya” ujar Remi disertai anggukan Kokoro.

“I iya Mi. Makasih ya Mi , Ko. Kalian terbaekkk” jawab Yena.

Yena, Remi, dan Kokoro pergi meninggalkan kelas menuju ruang latian tempat ekstra yang diikuti oleh Remi dan Kokoro. Yena tau bahwa kedua temannya adalah anak yang rajin apalagi tentang ekstrakurikuler.

Yena POV.

Aku, Remi dan Kokoro sampai di ruang latian tempat ekskul mereka berdua. Mereka mengajakku masuk ke ruangan itu dan menyuruhku untuk menunggunya di dalam. Aku pun menyutujuinya, dan what the hell. Ini ruang latian dance. Dan disana aku melihat keberadaan seorang kak Changmin dan Hyunjoon.

“Loh dek, kamu kesini?” tanya seseorang yang ternyata kak Juyeon.

“Eh kak Juyeon. Iya kak disuruh Remi sama Koko ikut, biar nggak sendirian katanya” jawabku.

“Kirain mau liatin Changmin” ujar kak Juyeon.

“Ehe nggak kak, aku aja nggak tau Kak Changmin ekstra disini” jawabku.

“Yaudah aku duluan ya” ucapnya.

“Iya kak” jawabku.

Kak Juyeon berlari kearah kerumunan anak-anak ekstra dance. Aku sendirian menunggu mereka selesai latian, sepertinya ini untuk lomba kesenian beberapa bulan lagi. Aku memutuskan untuk membaca novelku yang sudah kubawa dari rumah. Saat aku sedang serius membaca, ada salah satu perempuan yang menghampiriku. Kuyakin dia bukan manusia, terlihat dari pakaiannya yang lusuh. Oh tidak jangan lagi. Aku tak bisa menolong kalian. Jangan mendekatiku.

Lihat selengkapnya