The Journey of My Life | Dimension

Anisatul Wafiroh
Chapter #29

19.1. Permainan Ryujin

Mentari pagi menyapa alam semesta. Semua orang sibuk bersiap untuk beraktifitas hari ini. Sekolah, universitas, perusahaan, kantor, minimarket semuanya.

Kediaman keluarga Bang

Keluarga Bang berkumpul di ruang makan sembari menyantap sarapannya. Hari ini Yena pergi ke sekolah bersama Changmin. Ia sudah memberitahu Ayen agar pergi bersama Ayahnya ataupun Hyunjin. Sebenarnya di komplek itu tidak hanya ada keluarga Ayen dan Yena, tetapi keluarga Hyunjin juga berada di satu komplek yang sama.

“Permisi. Yena” ucap seseorang yang tak lain adalah Ji Changmin.

“Iya, bentar kak” jawab Yena segera menyelesaikan sarapannya dan langsung mengenakan sepatu.

“Mah pah adek berangkat dulu ya. Bye” pamit Yena.

“Ati-ati dek. Bibi titip Nana ya nak Changmin” tutur Ny. Ahn.

“Iya bi. Kita pamit bi” jawab Changmin.

Yena dan Changmin berjalan keluar rumah menuju tempat dimana Changmin memarkirkan sepeda motornya. Yena memakai jaketnya di pinggang untuk menutupi rok pendeknya. Tapi...

“Dek” Changmin mendekat kearah Yena.

“Kenapa kak?” tanya Yena bingung.

“Itu” jawab Changmin sambil menunjuk wajah Yena.

“Kenapa? Aku aneh ya? Atau kakak liat sesuatu?” tanya Yena lagi karena belum mendapat jawaban.

“Diem bentar, sini” jawab Changmin mengusap bibir Yena dengan tangannya.

“Kenapa sih kak?” tanya Yena yang kini sedang memanas.

“Kamu makan kek anak kecil ya. Imut, sampe belepotan gitu” jawab Changmin disertai tawa manisnya.

“Ehh” gumam Yena sambil membersihkan bibirnya lagi.

“Udah bersih kok. Yuk berangkat nanti kesiangan” ucap Changmin.

Changmin naik ke motornya diikuti Yena di belakang. Belum sempat mereka jalan, ada teriakan seseorang dari rumah seberang.

“Bang jagain adek kecil gue ya! Tenang Na, gue berangkat sama Memble!” teriaknya dari rumah seberang, ternyata Ayen.

“Duhduh kapel goals nih Nana sama bang Changmin” timpal Hyunjin.

“Siap Yen. Doain ya Jin!” jawab Changmin.

“Apa sih. Dasar Dower!!” ucap Yena yang tersipu.

Pipinya memanas karena obrolan Changmin dengan sahabatnya itu. pipinya sekarang hampir seperti tomat segar. Changmin segera menyalakan mesin, dan meninggalkan kediaman Yena dan kedua sahabat Yena.

Yena POV.

Apaan nih? Dasar memble, ngapain sih ngomong kek gitu. Mana teriak depan rumah lagi. Ampun dah punya temen gini amat laknatnya. Dan sekarang aku harus menahan malu di depan kak Changmin.

Lihat selengkapnya