The Journey of My Life | Dimension

Anisatul Wafiroh
Chapter #35

22. Akhir namun bukan akhir dari segalanya

1 Tahun Kemudian~

Creker Neo High School

“Heh apaan. Itu punya gue njir, main nyomot aja lo bule nyasar!” ucapku.

“Bule nyasar disini ada dua weh. Yang mana dulu neh” tanya Felix.

“Noh bule LA yang kelewat bongsor” jawabku.

“Heh tuaan gue ya sorry” ucap Eric.

“Udah-udah makan ae. Na, biarin aja lah. Nih makan punya aku aja” ujar Hwall.

~**~

Tingkat akhir. Ya aku berada di tingkat akhir sekarang. Kehidupanku perlahan mulai membaik semenjak aku mengenal mereka. Rasanya memang aneh, tapi itu semuanya nyata. Mereka yang awalnya tak tau bagaimana aku yang sebenarnya, bisa membuatku menjadi merasa sangat berharga.

 Kelebihanku yang sering membuatku bertanya dan kuanggap sebagai kekurangan, sepenuhnya tak membawa keburukan seperti yang aku pikirkan sebelumnya. Bahkan itu semua membawaku menjadi seperti sekarang. Membuatku tau bahwa siapa sajalah yang menerimaku dengan tulus tanpa melihat kekuranganku. Awalnya aku ragu, tapi salah satu dari mereka membuatku yakin bahwa semua ini akan baik-baik saja.

  Pertemuanku dengan sahabat lamaku, Ayen, yang sangat tak terduga. Dan membuat semua orang salah paham dengan perlakuannya padaku. Ah jika mengingat itu semua, rasanya ingin tertawa.

   Remi, dia memang terlihat garang seperti Sunwoo tapi sebenarnya dia sangat baik. Dia tidak rela melihat satupun temannya terluka. May, perempuan yang lembut dan penuh kasih sayang. Dia termasuk jajaran siswa berprestasi di sekolah dan idola dari mayoritas siswa laki-laki karena kecantikan fisik dan hatinya. Lalu, Kokoro. Kupikir dia lebih muda dariku, tapi ternyata salah. Dia perempuan yang ceria, dia suka menghibur teman-temannya. Dan, wajahnya sangat imut jika sedang tertawa bahkan bicara saja sudah terlihat keimutannya.

   Sunwoo, kukira dia dingin dan tak kenal senyum ternyata sebaliknya. Walaupun savage alias mulut pedas, tapi dia suka menghibur dengan lawakannya yang aneh namun cukup membuat kita tertawa terbahak-bahak. Dia juga sangat setia, terlihat bagaimana dia memperlakukan teman-temannya.

   Eric, ah satu bule ini. Dia orang yang sangat berisik. Namun berkat kebisingannya, dia bisa mencairkan suasana dan membuat hubungan teman-temannya lebih baik dan erat. Aku tak mengerti mengapa bisa ada seorang seperti dia di tengah-tengah orang seperti Hyunjoon dan Sunwoo.

  Ryujin. Awalnya memang dia sangat menyebalkan karena tiba-tiba menyerangku di toilet bersama teman-temannya. Hingga aku tau apa penyebabnya dari Remi, kakak tirinya. Sebenarnya dia orang yang baik hanya saja, ah sudahlah. Aku berharap dia bisa memperbaikinya di tempatnya yang baru sekarang.

    Kak Changmin? Dia masuk di universitas yang sama dengan teman yang lainnya termasuk para sesepuh The Boyz. Yang artinya dia juga bersama dengan kakakku tersayang, Bangchan. Dia masuk ke jurusan performance seperti ekspektasi kita semua, bersama dengan kak Juyeon. Dan dia juga punya pacar akhirnya, namanya kak Yeri. Uwu ^-^.

   Joo Haknyeon, kuharap dia sudah tenang disana. Em... jika dipikir lagi, dia pasti senang karena disana banyak makanan kan tanpa harus susah payah mencari. Haha, aku bercanda Haknyeon. Tenang saja, bibi Taeyeon menjagaku dengan baik sesuai dengan pesanmu. Terima kasih Haknyeon.

  Dan yang terakhir, Hyunjoon atau Hwall. Jika mengingatnya aku ingin tertawa, karena semuanya sangat aneh. Aku menabraknya di hari pertamaku masuk sekolah dan bertemu dengan Ayen sekaligus. Terjebak dengannya saat di mapel Bu Irene dan di kelas saat jam istirahat ketika mereka menggangguku. Sampai-sampai dia mencari tau apa yang sebenarnya terjadi denganku bersama dengan kedua orang aneh temannya itu.

“Hei, mikirin apasih? Serius amat” kejut seorang siswa yang terkenal karena ketampanannya, Hwall atau Hyunjoon.

“Eheh nggak kok, cuma liatin pemandangan aja, bagus” jawabku.

“Kamu nggak bisa boong yaa. Hayoo mikirin apa?” ucapnya.

“Nggak kok. Kalo inget waktu pertama aku masuk sekolah tuh pengin ketawa. Aneh soalnya” jawabku.

“Heem, aneh, banget malah. Bisa ya aku ketemu cewek yang diem kek kamu taunya istimewa selalu bikin aku penasaran” ujarnya.

“Ya saking penasarannya sampe maksa Ayen buat ikut ke rumah yekan” ucapku.

“Iyadeh iya kalah” jawabnya.

“Yaudah kelas yuk lah. Bentar lagi Bu Irene masuk buat ngasih pengumuman” tambahnya.

“Heem” dia menggenggam tanganku erat dan kita berjalan menuju kelas.

~**~

Hari Kelulusan~

Lihat selengkapnya