Dinar Dan Dirham

Sunarti
Chapter #3

Bab 2

10 tahun kemudian.

"Dirhaaam ... Dinaaar ... ayo bangun sayang, nanti kalian terlambat kesekolah loh," teriak Santi dari meja makan yang letaknya tidak jauh dari kamar Dirham dan Dinar, sambil menyiapkan sarapan.

Tidak lama, Dinar dan Dirham keluar dari kamar mereka masing-masing. Namun wajah Dinar terlihat lesu dan sedikit pucat. Mereka berempat sarapan bersama seperti biasa, tapi kali ini Dinar kurang bersemangat menyantap nasi goreng makanan kesukaannya yang dibuat Mbok.

"Kamu sakit sayang? wajah kamu pucat sekali," Santi bertanya dan dibalas anggukan pelan Dinar.

"Ya sudah, kamu istirahat saja dirumah, nanti Tante antar kamu berobat ke Dokter," kata Angga.

"Dirham, tolong nanti kamu bantu ijinin ke kelasnya Dinar, bilang kalau Dinar sedang sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran hari ini," lanjut Angga.

"Iya Pah," sahut Dirham, sambil mencuri pandang ke arah Dinar yang tertunduk lemas, ada sedikit rasa khawatir dalam hatinya.

"Ayo kita kekamar dulu sayang, nanti Tante buatin bubur, setelah makan bubur kita pergi ke dokter."

"Kamu jangan terlalu banyak pikiran, kalau ada apa-apa kamu bisa ngomong ke Tante, Om atau Kak Dirham. Jaga kesehatan kamu ya, kita semua sayang sama kamu, kita juga keluarga kamu Nak," kata Angga dengan suara yang lembut penuh dengan kasih sayang.

"Iya Om, terimakasih," jawab Dinar sambil mengangguk pelan dan berlalu masuk ke dalam kamar yang diikuti oleh Santi.

"Dirham, tolong ambil handuk kecil, dilaci kamar Mama ya sayang, untuk mengompres, badan Dinar juga agak panas."

Lihat selengkapnya